Pontianak (ANTARA) - Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) Kalimantan Barat (Kalbar) mencatat berdasarkan statistik pertanian bahwa luas tanam padi, jagung dan kedelai (Pajale) di Kalbar untuk periode Oktober – November 2020 mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama dengan tahun sebelumnya
“Tentu ini masih dampak petani yang terbatas akibat pandemi COVID-19,” ujar Kadistan TPH Kalbar, Florentinus Anum saat Rakor evaluasi Dirjen Tanaman Pangan di Pontianak, Jumat
Ia menyebutkan untuk luas tanam padi sendiri 126.298 hektare turun 72.396 hektare atau 36,44 hektare dari periode yang sama dengan tahun 2019 lalu yang luasnya 198.694 hektare.
Kemudian untuk luas tanam jagung sendiri pada Oktober – November 2020 seluas 9.285 hektare. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya dengan periode yang sama maka juga turun seluas 8.586 hektare atau 48,04 persen.
“Begitu juga dengan luas tanaman kedelai mengalami penurunan semula 4 hektare hanya 3 hektare turun 1 hektare atau 25 persen,” kata dia.
Terkait swasambada padi di Kalbar melalui Penambahan Areal Tanam Baru (PATB) oleh Kementerian Pertanian RI di Kalbar pada 2020 memperoleh alokasi seluas 21.763 hektare. PATB tersebut tersebar di 10 kabupaten yang ada di Kalbar. Fasilitas per hektar untuk PATB tersebut yakni benih padi inbrida 40 kilogram, pupuk NPK non subsidi 200 kilogram, pupuk hayati 4 liter, herbisida 3 liter dan pestisida 1 liter.
“Realisasi PATB yang bertujuan peningkatan produksi padi hingga 9 Desember 2020 baik benih padi maupun sarana produksi sudah disalurkan 100 persen ke Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL). Kegiatan PATB ini akan menjadi besaran limpahan stok karena realisasi kegiatan di Oktober 2020,” kata dia.