Karantina Pertanian Nanga Badau menggandeng petugas perbatasan Indonesia - Malaysia di Kecamatan Badau wilayah Kapuas Hulu Kalimantan Barat menggelar patroli gabungan untuk mengantisipasi penyeludupan komoditas pertanian melalui jalur tidak resmi (jalan tikus) di daerah tersebut.

" Patroli tersebut bertujuan untuk memperketat pengawasan lalu lintas komoditas pertanian ilegal," kata Penanggung jawab wilayah kerja Karantina Pertanian Badau, Sabas, di Kecamatan Badau wilayah Kapuas Hulu Kalimantan Barat, Jumat.

Dikatakan Sabas, patroli gabungan itu dilaksanakan pada Kamis (14/11) kemarin, dengan melibatkan sejumlah pihak seperti petugas di PLBN Badau, kepolisian dan TNI yang bertugas di perbatasan.

Menurut dia, produk pertanian ilegal tidak jelas status sanitasi atau kesehatannya memungkinkan membawa hama penyakit hewan dan organisme pengganggu tumbuhan.

" Karantina Pertanian berkomitmen untuk terus melakukan pengawasan dan pencegahan masuknya produk pertanian ilegal untuk melindungi Indonesia dari hama penyakit hewan maupun organisme pengganggu tumbuhan," kata Sabas.

Sementara itu, Kepala Karantina Entikong, Yongki menegaskan pihaknya akan memperketat pengawasan disetiap wilayah kerja seperti di daerah perbatasan Badau, Jagoi Babang dan Aruk.

Dikatakan Yongki, batas negeri merupakan kawasan yang rawan karena merupakan jalur masuk dan keluar komoditas pertanian.

Ia juga berharap sinergi dengan semua pihak terus ditingkatkan untuk bersama - sama mengawasi jalur - jalur tidak resmi dalam mencegah penyeludupan.

" Di batas negeri kami berjanji,  di batas negeri kami mengabdi, lindungi negeri dari ancaman penyakit hewan dan tumbuhan," tegas Yongki.

Pewarta: Teofilusianto Timotiusius

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019