Otoritas Jasa Keuangan Kalimantan Barat memaparkan bahwa kondisi industri keuangan di wilayah itu selama 2019 relatif baik dan tumbuh.

“Secara umum kondisi industri keuangan di Kalbar relatif baik dan tumbuh meskipun pada tahun lalu kondisi ekonomi global masih belum pulih,” ujar Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalbar Moch Rizky F Purnomo di Pontianak, Kamis.




Ia menyebutkan bahwa untuk industri bank pada 2019, dilihat dari nilai pinjaman mencapai sebesar Rp54,47 triliun. Kemudian untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp60,78 triliun.

“Tingkat intermediasi perbankan mencapai 89 persen. Total perbankan di Kalbar termasuk BPR ada 60,” kata dia.

Sedangkan untuk kondisi Industri Keuangan Non Bank (IKNB) sendiri saat ini jumlahnya 103 IKNB dengan jumlah piutang pembiayaan Rp6,75 triliun.

“IKNB memiliki kontribusi asuransi Rp1,2 triliun dan jumlah klaim asuransi Rp731 miliar,” jelas dia.

Sementara untuk pasar modal sendiri di Kalbar saat ini memiliki 11 perusahaan efek. Untuk jumlah investornya sudah sebanyak 17.464 Single Investor Identification (SID).




“Untuk volume transaksi pasar modal di Kalbar sudah mencapai Rp7,39 triliun,” kata dia.

Untuk kondisi layanan keuangan tanpa kantor (Lakupandai) di Kalbar pada 2019 sudah memiliki 22.042 agen.

“Di Lakupandai sudah tercatat 219.011 rekening BSA dan memiliki 693 debitur kredit mikro,” kata dia.

Pada tahun 2020, OJK Kalbar optimistis industri keuangan di terus membaik dan tumbuh. Pihaknya akan terus mendorong percepatan dan kemajuan jasa keuangan di Kalbar sesuai tugas dan fungsinya.

Saat ini di Kalbar ada dua Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yakni pertama di Provinsi Kalbar dan kedua di Kubu Raya.

"Nah, permintaannya seluruh daerah atau 12 kabupaten atau kota di Kalbar juga akan membentuk. Dengan pembentukan TPAKD di Kalbar, akses dan inklusi keuangan di Kalbar semakin baik,” katanya.




 

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020