Pemerintah Kota Pontianak menggelar simulasi pembelajaran tatap muka di SMPN 1 sebagai uji coba penerapan protokol kesehatan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah yang ada di Pontianak.

"Sebanyak 30 siswa Kelas IX SMPN 1 Pontianak mengikuti simulasi pembelajaran tatap muka sesuai protokol kesehatan hari ini yang dibagi dalam dua kelas," kata Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Selasa.

Dia menjelaskan dalam simulasi itu, para siswa sebelum memasuki kelas, terlebih dahulu mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir yang sudah disediakan pihak sekolah. Setelah mencuci tangan, siswa wajib diukur suhu tubuhnya pada alat yang sudah disiapkan di depan pintu masuk sekolah. "Kita ingin memastikan guru dan para siswa sehat sehingga akan dimonitor secara terus-menerus," ungkapnya.

Edi berharap para siswa bisa menjadi contoh atau duta protokol kesehatan di sekolah bagi lingkungan maupun teman-temannya. "Bagaimana kita tetap produktif akan tetapi tetap aman dari penyebaran pandemi COVID-19," katanya.

Selama proses simulasi berjalan, Edi menilai secara umum sudah cukup baik, namun ia meminta para siswa tidak hanya asal mencuci tangan tetapi mengikuti petunjuk protokol kesehatan. "Kalau mereka sudah terbiasa menerapkan protokol kesehatan, maka kegiatan pembelajaran tatap muka di kelas bisa berjalan lancar," katanya.

Dirinya menilai fasilitas SMPN 1 Pontianak sudah siap termasuk rambu-rambu atau papan petunjuk dalam menjalankan protokol kesehatan. Tak kalah pentingnya, kata dia, kepala sekolah dan guru yang ada di sekolah bisa mengawasi anak didiknya dalam mematuhi protokol kesehatan. "Sementara untuk aktivitas tatap muka secara resmi akan kita lihat ke depan," ujarnya.

Edi menambahkan, dalam proses uji coba ini juga melibatkan komite sekolah dan orang tua siswa, sehingga jangan sampai ada pemaksaan, jika ada orang tua yang tidak mengizinkan anaknya mengikuti proses uji coba ini maka akan diberikan kelonggaran. "Proses pembelajaran tetap akan dilakukan secara tatap muka dan daring," tuturnya.

Sementara itu, Kepala SMPN 1 Pontianak Yuyun Yuniarti mengatakan, sebelum melakukan uji coba, pihaknya terlebih dahulu mengisi daftar periksa kesiapan sekolah yang memang ada di laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). "Salah satunya adalah sarana cuci tangan pakai sabun sampai pada pengaturan duduk, termasuk SOP yang sudah dikeluarkan oleh Kemendikbud," katanya.

Setelah itu, lanjut dia, sekolah juga menyebarkan kuisioner kepada peserta didik dan orang tua tentang pemetaan kesehatan mereka. Dengan demikian pihaknya sudah memiliki data, siapa saja siswa yang punya penyakit bawaan dan sebagainya. "Itu sebagai data awal bagi kami untuk mengundang orang tua, selanjutnya mereka diminta menyatakan kesediaannya atau mengizinkan putra-putrinya mengikuti pembelajaran tatap muka," kata Yuyun.

Pihak sekolah juga menyiapkan sarana dan prasarana di sekolah, diantaranya tempat cuci tangan yang sangat memadai di setiap kelas, persediaan masker, face shield dan hand sanitizer. Dirinya menyebut pengaturan jadwal bagi siswa juga sudah disusun, dari semula dalam satu kelas berjumlah 32 siswa, sekarang dikondisikan maksimal menjadi 50 persen dari jumlah tersebut setiap kelasnya. "Sehingga kita perlu pengaturan jadwal dan sebagainya mengingat keterbatasan jumlah guru," katanya.

Pada simulasi ini hanya menggunakan sebanyak dua kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 30 siswa. Sementara dari 273 siswa kelas IX, sekitar 83 persennya sudah menyatakan kesiapannya mengikuti pembelajaran tatap muka di kelas. Sebelumnya pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan orang tua siswa melalui video conference dengan perwakilan paguyuban kelas, kemudian paguyuban kelas akan meneruskan informasinya ke grup Whatsapp Paguyuban.

"Untuk selanjutnya mendata siswa yang bersedia atau disetujui orang tuanya untuk mengikuti belajar tatap muka di kelas," katanya.

Alicia Eva Adena, siswi kelas IX SMPN 1 Pontianak menyatakan ada perasaan rindu dengan teman-teman sekolahnya karena sekian lama tidak bertemu selama masa pandemi COVID-19.

Baca juga: Sebanyak 150 ASN di lingkungan Pemkot Pontianak jalani tes usap
Baca juga: Pemkot Pontianak cari lahan terbuka untuk ruang publik di Utara
Baca juga: Pemkot Pontianak mempercantik trotoar dengan pohon berbunga

Diakuinya, ada suka duka selama belajar melalui online atau daring. Susahnya ketika belajar dari rumah terkadang ada perasaan bosan karena tidak bertemu teman-teman sekelas. "Senangnya kalau belajar secara online dari rumah tidak terlalu stres," kata Alicia yang juga sebagai Wakil Ketua OSIS SMPN 1 Pontianak.

Sebelum dimulainya simulasi, lanjut Alicia, para siswa sudah diberitahukan tentang protokol kesehatan yang harus dipatuhi, misalnya pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak. Ditanya kesiapannya mengikuti simulasi belajar tatap muka di kelas, dirinya menyatakan siap. "Saya siap mengikuti simulasi ini," katanya.*

Pewarta: Andilala

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020