Wali Kota Pontianak Provinsi Kalimantan Barat Edi Rusdi Kamtono berharap keberadaan mobil laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) milik Klinik Sakura dapat mempercepat hasil tes usap.
"Harapan kita dengan adanya mobile PCR yang telah direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan sehingga hasil pemeriksaan mempunyai tingkat akurasi tinggi," kata Edi Rusdi Kamtono saat meresmikan operasional satu unit mobil PCR milik Klinik Sakura di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak, Rabu.
Selain peresmian mobil PCR, Klinik Sakura juga menggelar tes usap gratis bagi 150 warga termasuk tenaga kesehatan (nakes).
Keberadaan mobil PCR ini dinilainya bisa membantu percepatan dalam melakukan tes usap sehingga segera diketahui tingkat ketertularan COVID-19.
"Apalagi hasil pemeriksaan tes usap bisa diketahui hanya dalam waktu tiga hingga empat jam," ujarnya.
Dirinya mengapresiasi keterlibatan swasta dalam mengendalikan penyebaran COVID-19, seperti yang dilakukan Klinik Sakura. Upaya ini sebagai bentuk kolaborasi antara pemerintah dan swasta bersama-sama dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19.
"Mulai dari tes PCR, tes cepat antigen dan perawatan di rumah sakit swasta diharapkan bisa menyediakan rawat inap, bahkan ICU untuk merawat pasien terkonfirmasi positif COVID-19," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Sidiq Handanu mengatakan mobil PCR yang diresmikan ini merupakan milik swasta. Keberadaan mobil PCR ini sebagai bentuk pelayanan bagi masyarakat yang menginginkan pemeriksaan secara privat.
"Tetapi pemerintah juga tetap melakukan pemeriksaan PCR," katanya.
Mobil PCR ini untuk menambah pelayanan khususnya tes usap bagi masyarakat. Apalagi pemerintah gencar melakukan tes usap sebanyak-banyaknya sehingga bisa mendeteksi siapa saja yang terkonfirmasi positif untuk dilakukan isolasi segera.
"Itu salah satu strategi bagaimana kita mengendalikan pandemi COVID-19," kata Sidiq.
dr Vina, penanggung jawab klinis hasil PCR Klinik Sakura menuturkan, mobil PCR yang dimiliki Klinik Sakura ini merupakan pertama di Kalbar yang dimiliki oleh swasta.
Tujuannya, lanjut dia, untuk mendukung Pemerintah Kota Pontianak maupun Pemerintah Provinsi Kalbar dalam upaya testing COVID-19 secepatnya.
"Manfaatnya jika bisa dilakukan pendeteksian sejak dini, maka komplikasi berat dari penyakit COVID-19 bisa dicegah," ucapnya.
Oleh sebab itu, ia berharap semua pihak harus saling mendukung, baik dari tim laboratorium, dokter penanggung jawab pasien untuk terapi dan semua pihak yang terlibat.
Menurutnya, peralatan yang ada pada mobil PCR sama dengan yang ada di laboratorium Sakura sehingga proses pemeriksaan bisa ditunggu, tergantung ada pengulangan atau tidak.
"Jika lancar kurang lebih tiga hingga empat jam hasil bisa diketahui," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Harapan kita dengan adanya mobile PCR yang telah direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan sehingga hasil pemeriksaan mempunyai tingkat akurasi tinggi," kata Edi Rusdi Kamtono saat meresmikan operasional satu unit mobil PCR milik Klinik Sakura di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak, Rabu.
Selain peresmian mobil PCR, Klinik Sakura juga menggelar tes usap gratis bagi 150 warga termasuk tenaga kesehatan (nakes).
Keberadaan mobil PCR ini dinilainya bisa membantu percepatan dalam melakukan tes usap sehingga segera diketahui tingkat ketertularan COVID-19.
"Apalagi hasil pemeriksaan tes usap bisa diketahui hanya dalam waktu tiga hingga empat jam," ujarnya.
Dirinya mengapresiasi keterlibatan swasta dalam mengendalikan penyebaran COVID-19, seperti yang dilakukan Klinik Sakura. Upaya ini sebagai bentuk kolaborasi antara pemerintah dan swasta bersama-sama dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19.
"Mulai dari tes PCR, tes cepat antigen dan perawatan di rumah sakit swasta diharapkan bisa menyediakan rawat inap, bahkan ICU untuk merawat pasien terkonfirmasi positif COVID-19," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Sidiq Handanu mengatakan mobil PCR yang diresmikan ini merupakan milik swasta. Keberadaan mobil PCR ini sebagai bentuk pelayanan bagi masyarakat yang menginginkan pemeriksaan secara privat.
"Tetapi pemerintah juga tetap melakukan pemeriksaan PCR," katanya.
Mobil PCR ini untuk menambah pelayanan khususnya tes usap bagi masyarakat. Apalagi pemerintah gencar melakukan tes usap sebanyak-banyaknya sehingga bisa mendeteksi siapa saja yang terkonfirmasi positif untuk dilakukan isolasi segera.
"Itu salah satu strategi bagaimana kita mengendalikan pandemi COVID-19," kata Sidiq.
dr Vina, penanggung jawab klinis hasil PCR Klinik Sakura menuturkan, mobil PCR yang dimiliki Klinik Sakura ini merupakan pertama di Kalbar yang dimiliki oleh swasta.
Tujuannya, lanjut dia, untuk mendukung Pemerintah Kota Pontianak maupun Pemerintah Provinsi Kalbar dalam upaya testing COVID-19 secepatnya.
"Manfaatnya jika bisa dilakukan pendeteksian sejak dini, maka komplikasi berat dari penyakit COVID-19 bisa dicegah," ucapnya.
Oleh sebab itu, ia berharap semua pihak harus saling mendukung, baik dari tim laboratorium, dokter penanggung jawab pasien untuk terapi dan semua pihak yang terlibat.
Menurutnya, peralatan yang ada pada mobil PCR sama dengan yang ada di laboratorium Sakura sehingga proses pemeriksaan bisa ditunggu, tergantung ada pengulangan atau tidak.
"Jika lancar kurang lebih tiga hingga empat jam hasil bisa diketahui," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021