Penjualan souvenir pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di pusat oleh-oleh Kota Pontianak saat ini mengalami turun drastis dampak pandemi COVID-19.
“Penjualan jauh menurun dan berdampak pada pendapatan mencapai 50 persen. Meski demikian kami tetap melakukan penjualan, dan stok yang ada adalah yang baru,” kata satu diantara pedagang PSP, Tisa di Pontianak, Kamis.
Tisa yang merupakan pemilik toko Telok Belanga menjual berbagai oleh-oleh khas Kalbar seperti baju, miniatur Tugu Khatulistiwa hingga makanan khas daerah. Menyikapi kondisi pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini, Tisa memaksimalkan pemasaran secara online.
“Penjualan secara online sudah berjalan dari sebelum pandemi. Saat pandemi kita juga sudah memaksimalkan pemasaran online. Akan tetapi hasilnya masih tetap sepi,” katanya.
Dampak pandemi yang berpengaruh kepada penjualan juga dirasakan pedagang lainnya, Farhan. Farhan sudah menerapkan berbagai metode penjualan termasuk secara online namun hasilnya masih rendah.
“Dengan sedikitnya pembeli maka kita tidak ada penambahan stok baru untuk beberapa bulan terakhir,” kata Farhan.
Ia menjelaskan mendekati awal tahun 2021 meski masih sepi pembeli namun lebih baik dibandingkan sejak awal pandemi.
“April - September 2020 toko sepi. Akan tetapi dari Oktober - sekarang sudah mulai ada pembeli biarpun hanya beberapa. Pembeli kebanyakan berasal dari dalam daerah,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
“Penjualan jauh menurun dan berdampak pada pendapatan mencapai 50 persen. Meski demikian kami tetap melakukan penjualan, dan stok yang ada adalah yang baru,” kata satu diantara pedagang PSP, Tisa di Pontianak, Kamis.
Tisa yang merupakan pemilik toko Telok Belanga menjual berbagai oleh-oleh khas Kalbar seperti baju, miniatur Tugu Khatulistiwa hingga makanan khas daerah. Menyikapi kondisi pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini, Tisa memaksimalkan pemasaran secara online.
“Penjualan secara online sudah berjalan dari sebelum pandemi. Saat pandemi kita juga sudah memaksimalkan pemasaran online. Akan tetapi hasilnya masih tetap sepi,” katanya.
Dampak pandemi yang berpengaruh kepada penjualan juga dirasakan pedagang lainnya, Farhan. Farhan sudah menerapkan berbagai metode penjualan termasuk secara online namun hasilnya masih rendah.
“Dengan sedikitnya pembeli maka kita tidak ada penambahan stok baru untuk beberapa bulan terakhir,” kata Farhan.
Ia menjelaskan mendekati awal tahun 2021 meski masih sepi pembeli namun lebih baik dibandingkan sejak awal pandemi.
“April - September 2020 toko sepi. Akan tetapi dari Oktober - sekarang sudah mulai ada pembeli biarpun hanya beberapa. Pembeli kebanyakan berasal dari dalam daerah,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021