Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) kembali menggandeng perguruan tinggi dan kali ini bersama Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak kerja sama tentang pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang hilir minyak dan gas bumi.

"Hilirisasi migas mencakup pengolahan, pengangkutan penyimpanan dan niaga. Tugas dan fungsi BPH Migas ada tiga di sektor BBM dan tiga di gas bumi," kata Kepala BPH Migas M. Fanshurullah saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Enam bidang ini menjadi peluang yang bisa disinergikan melalui nota kesepahaman BPH Migas dengan kampus, konsep akademis, bisnis, pemerintah dan civil society (penta helix), bersinergi membangun bangsa dengan ide-ide besar.

Menurut Ifan sapaan akrabnya, Untan Pontianak punya keunggulan komparatif, setidaknya penguasaan kewilayahan. Ifan melanjutkan, bahwa maka penting dilakukan identifikasi potensi yang bisa dikerjasamakan Untan Pontianak dengan BPH Migas.

Di sektor BBM, di Siantan ada Depot Pertamina di pinggir sungai, masuk dari muara laut perlu beberapa jam dan mesti dipindahkan ke kapal kecil karena sedimentasi. "Hal ini memerlukan biaya tambahan. Ini perlu dilakukan kajian apakah perlu pemindahan Depot dari Siantan ke Pelabuhan Kijing, sehingga terintegrasi," jelas Ifan.

Ia menambahkan BPH Migas yang memberikan kuota BBM untuk kabupaten atau kota seluruh Indonesia. Kalbar cukup banyak badan usaha yang punya izin niaga umum, ada kisaran 50-an Badan Usaha BBM yang beroperasi di Kalbar. Di Kalbar ada juga ada batubara, sawit, bauksit, bijih besi dan lain-lain. Karakter Kalbar satu-satunya yang perbatasannya dengan 5 Kabupaten.

“Hal ini bisa dikaji berapa besar kebutuhan energi BBM di Kalbar dan juga bisa kajian membuat kilang mini produksi B30, 50 atau bahkan 100 yang diolah dari sawit,” katanya.

Kemudian, di bidang gas bumi, lebih lanjut ia menyampaikan terkait Pembangunan Pipa Trans Kalimantan. Menurutnya Pipa Trans Kalimantan sesuai dengan Peraturan Presiden nomor 18 tahun 2020 telah menjadi proyek prioritas strategis pada RPJMN 2020-2024.

“BPH Migas sudah menggelar FGD di 4 provinsi di Kalimantan. Dengan mempertimbangkan belum tersedia jaringan pipa gas bumi dan permintaan belum terlalu besar, untuk jangka pendek dan secara bertahap direncanakan membangun FSRU skala kecil atau Receiving Terminal LNG,” katanya.

Sementara itu, Rektor Pontianak Prof. Dr. H. Garuda Wiko, M.Si. dalam sambutan saat penandatanganan MoU menyatakan bahwa Untan satu-satunya Universitas negeri di Kalbar yang berdiri pada tahun 1959.

Saat ini mahasiswa Untan Pontianak yang aktif berjumlah 35.000 dengan yang sedang cuti mencapai 40.000-an. Setiap tahun menerima mahasiswa 7-8 ribuan. Mahasiswa selain berasal dari kabupaten atau kota di Kalbar, juga dari daerah lain di luar berbagai daerah di Indonesia .

"Ketua BPH Migas adalah salah satu keluarga besar Untan Pontianak yang sangat kami banggakan," ujarnya.

Menurut Wiko ide atau gagasan Kepala BPH Migas, M Fanshurullah Asa yang paling menarik adalah menyangkut keadilan kewilayahan dan kedaulatan energi terutama untuk Kalimantan yang telah memberikan banyak kontribusi energi dan penerimaan negara.

Menurutnya Kalbar luasnya satu Pulau Jawa ditambah Bali, tetapi penduduknya hanya 5 - 6 juta. Saat ini, pembangunan Terminal Kijing dan smelter alumina akan membawa perubahan yang signifikan bagi Kalbar khususnya perkembangan ekonomi. Perspektif ke depan yang sering disampaikan Kepala BPH Migas sangat relevan dengan perkembangan di Kalbar imbuhnya.

"Untan bersyukur dan bangga bisa turut serta penyiapan SDM yang relevan dengan lingkup hilir migas," ujar Wiko.

 

Pewarta: Dedi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021