Akademisi Ekonomi Universitas Tanjungpura Pontianak, Prof Dr Eddy Suratman, MA menilai komoditas sawit dan karet menjadi andalan masyarakat Kalimantan Barat karena meski di tengah pandemi COVID-19 harganya tetap stabil.
"Di tengah pandemi COVID-19 sektor usaha lainnya terdampak namun di usaha pertanian terutama sawit dan karet menjadi andalan petani atau masyarakat di Kalbar. Harga yang baik membuat pendapatan petani tetap terjaga," ujarnya di Pontianak, Sabtu.
Ia menambahkan kenaikan harga komoditas sawit baik tandan buah segar (TBS) maupun CPO dan karet sangat berdampak langsung ke masyarakat di Kalbar.
"Ketika komoditas sawit dan karet naik maka masyarakat merasakan karena terlibat langsung. Ini tentu menjadi andalan ekonomi Kalbar. Kemudian petani semakin sejahtera dan terlihat dari nilai tukar petani (NTP)," jelas dia.
Ia memberikan saran agar komoditas tersebut terus menjadi andalan maka kualitas produk dari sawit dan karet di Kalbar harus ditingkatkan.
"Ketika permintaan tinggi tentu tidak terdampak signifikan namun ketika permintaan rendah maka kualitas yang tinggi yang akan dibeli. Untuk itu kualitas produk andalan daerah ini terus ditingkatkan," kata dia.
Terkait karet, perlu dilakukan pemotongan rantai pasar. Sehingga nilai dari harga karet didapatkan petani lebih tinggi.
"Selama ini masih ada rantai pasar karet yang panjang. Itu harus dipangkas agar petani mendapat harga yang tinggi," jelas dia.
Harga TBS sawit terbaru di Kalbar berdasarkan data Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalbar, kembali menguat di periode II Juli 2021 di mana harga tertinggi untuk umur 10- 20 tahun yakni Rp2.291,19 per kilogram. Kemudian harga CPO mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu sebesar Rp1.687,32 per kilogram dari sebelumnya sebesar Rp8.847,63 per kilogram menjadi Rp10.534,94 per kilogram. Selanjutnya, untuk karnel juga mengalami kenaikan sebesar Rp73,98 per kilogram dari sebelumnya sebesar Rp5.83,92 per kilogram menjadi Rp5.907,89 per kilogram.
Untuk harga bahan olah karet (bokar) pada Juli 2021 di tingkat pabrik dengan kadar karet kering 100 persen capai Rp21.500 per kilogram.Sedangkan di tingkat petani seperti di Kabupaten Sambas Rp12.500 per kilogram.
Sementara itu, Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit ( Gapki ) Cabang Kalbar, Purwanti Munawir mengatakan bahwa harga minyak kelapa sawit mentah atau CPO di Kallbar pada Semester I 2021 masih tetap tinggi meski pandemi COVID-19.
“Sebagai salah satu komoditas ekspor yang berperan strategis bagi perekonomian nasional maupun daerah, pergerakan harga CPO di Kalbar sepanjang Semester I tahun 2021 menjadi menarik untuk dicermati karena tetap tinggi dan bahkan naik. Dalam situasi dilanda pandemi COVID -19, komoditi sawit cukup teruji daya tahannya,” ujarnya di Pontianak, Senin.
Ia menjelaskan untuk harga rata-rata CPO selama Semester I 2021 berada posisi Rp9.907 per kilogram. Untuk harga terbaik berada pada bulan Mei 2021 yaitu sebesar Rp10.771 per kilogram.
“Posisi harga tersebut jauh lebih baik jika dibandingkan dengan harga CPO semester I tahun 2020 yaitu sebesar Rp7.663 per kilogram. Harga rata-rata CPO tahun 2020 yaitu sebesar Rp8.117 per kilogram,” jelas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Di tengah pandemi COVID-19 sektor usaha lainnya terdampak namun di usaha pertanian terutama sawit dan karet menjadi andalan petani atau masyarakat di Kalbar. Harga yang baik membuat pendapatan petani tetap terjaga," ujarnya di Pontianak, Sabtu.
Ia menambahkan kenaikan harga komoditas sawit baik tandan buah segar (TBS) maupun CPO dan karet sangat berdampak langsung ke masyarakat di Kalbar.
"Ketika komoditas sawit dan karet naik maka masyarakat merasakan karena terlibat langsung. Ini tentu menjadi andalan ekonomi Kalbar. Kemudian petani semakin sejahtera dan terlihat dari nilai tukar petani (NTP)," jelas dia.
Ia memberikan saran agar komoditas tersebut terus menjadi andalan maka kualitas produk dari sawit dan karet di Kalbar harus ditingkatkan.
"Ketika permintaan tinggi tentu tidak terdampak signifikan namun ketika permintaan rendah maka kualitas yang tinggi yang akan dibeli. Untuk itu kualitas produk andalan daerah ini terus ditingkatkan," kata dia.
Terkait karet, perlu dilakukan pemotongan rantai pasar. Sehingga nilai dari harga karet didapatkan petani lebih tinggi.
"Selama ini masih ada rantai pasar karet yang panjang. Itu harus dipangkas agar petani mendapat harga yang tinggi," jelas dia.
Harga TBS sawit terbaru di Kalbar berdasarkan data Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalbar, kembali menguat di periode II Juli 2021 di mana harga tertinggi untuk umur 10- 20 tahun yakni Rp2.291,19 per kilogram. Kemudian harga CPO mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu sebesar Rp1.687,32 per kilogram dari sebelumnya sebesar Rp8.847,63 per kilogram menjadi Rp10.534,94 per kilogram. Selanjutnya, untuk karnel juga mengalami kenaikan sebesar Rp73,98 per kilogram dari sebelumnya sebesar Rp5.83,92 per kilogram menjadi Rp5.907,89 per kilogram.
Untuk harga bahan olah karet (bokar) pada Juli 2021 di tingkat pabrik dengan kadar karet kering 100 persen capai Rp21.500 per kilogram.Sedangkan di tingkat petani seperti di Kabupaten Sambas Rp12.500 per kilogram.
Sementara itu, Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit ( Gapki ) Cabang Kalbar, Purwanti Munawir mengatakan bahwa harga minyak kelapa sawit mentah atau CPO di Kallbar pada Semester I 2021 masih tetap tinggi meski pandemi COVID-19.
“Sebagai salah satu komoditas ekspor yang berperan strategis bagi perekonomian nasional maupun daerah, pergerakan harga CPO di Kalbar sepanjang Semester I tahun 2021 menjadi menarik untuk dicermati karena tetap tinggi dan bahkan naik. Dalam situasi dilanda pandemi COVID -19, komoditi sawit cukup teruji daya tahannya,” ujarnya di Pontianak, Senin.
Ia menjelaskan untuk harga rata-rata CPO selama Semester I 2021 berada posisi Rp9.907 per kilogram. Untuk harga terbaik berada pada bulan Mei 2021 yaitu sebesar Rp10.771 per kilogram.
“Posisi harga tersebut jauh lebih baik jika dibandingkan dengan harga CPO semester I tahun 2020 yaitu sebesar Rp7.663 per kilogram. Harga rata-rata CPO tahun 2020 yaitu sebesar Rp8.117 per kilogram,” jelas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021