Pemerintah Provinsi Kalbar melalui Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura mulai menyiapkan dan melakukan langkah antisipasi risiko La Nina terhadap produksi pangan dan hortikultura karena berdasarkan perkiraan BMKG akan terjadi dan melewati wilayah Indonesia termasuk Kalbar pada akhir tahun 2021. 

“La Nina merupakan perubahan iklim yang akan lebih dingin dan akan terjadi curah hujan yang cukup tinggi di daerah terdampak atau yang akan dilintasi oleh La Nina tersebut. Kemudian agar tidak berdampak terhadap pertanaman  maka upaya-  upaya operasional lapangan yang harus kami lakukan agar bisa mempertahankan bahkan bisa meningkatkan produksi komoditas pangan dan hortikultura,” ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Florentinus Anum di Pontianak, Selasa.

Baca juga: Pontianak berawan, sebagian besar wilayah Indonesia cerah pada Selasa

Ia menjelaskan bahwa adapun persiapan dan strategi antisipasi terhadap dampak La Nina yang dilakukan pihaknya di antaranya berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memetakan seluruh wilayah yang rawan banjir. Kemudian memantau dan evaluasi kondisi iklim, baik itu melalui kerja sama dengan BMKG, SMPK maupun dari hasil pengamatan AWS yang kemudian dipadukan dengan analisis peramalan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).

“Kami juga membentuk gerakan brigade yang terdiri dari brigade La Nina, seperti satuan tugas OPT serta Dampak Perubahan Iklim (DPI), brigade alat mesin pertanian (alsintan) dan tanam, serta brigade panen dan serap gabah,” jelas dia.

Selanjutnya ada langkah identifikasi daerah-daerah yang rawan bencana banjir untuk segera menyiapkan pompanisasi, perbaikan pintu-pintu air dan jaringan irigasi yang baik di lahan tersebut. Kemudian mendorong penggunaan benih tahan genangan dan mensosialisasikan program AUTP serta bantuan benih gratis jika terjadi kegagalan panen. 

Baca juga: BMKG ingatkan Kalbar hadapi potensi hujan lebat dan risiko banjir

“Mendorong percepatan pertanaman sehingga pada  saat fase La Nina  pertanaman komoditi padi sudah berumur 3 bulan, kondisi tersebut  pertanaman sudah tahan terhadap  genangan air yang cukup tinggi. Penting juga mendorong petani  untuk mengasuransikan usaha tani. Sehingga  bila terjadi puso akan mendapatkan penggantian kerugian,” kata dia.

Menurutnya bahwa adanya fenomena La Nina tentunya sangat berpengaruh terhadap produksi tanaman pangan dan hortikultura. Dari laporan yang masuk sementara ini baik itu dari masyarakat secara langsung maupun dari petugas POPT di lapangan luasan areal sawah di Kalbar yang terkena banjir saat ini saja adalah 249 hektare.

Sementara untuk komoditi hortikultura masih aman karena beberapa lokasi yang kemarin terkena banjir sekarang kondisinya sudah surut.

“Sampai saat ini petugas POPT di lapangan masih mendata terus lokasi-lokasi mana yang terkena dampak perubahan iklim ini dikarenakan luasnya wilayah Kalbar ini disamping bulan-bulan ini baru dimulainya musim panen di Kalbar,” kata dia.

Baca juga: BMKG Selenggarakan SLI Dukung Ketahanan Pangan
 

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021