Pontianak (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat(Kalbar) melalui Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (Dinas TPH) berusaha menjaga produksi dan produktivitas hasil pertanian berupa padi guna mengantisipasi krisis pangan.
“Ditargetkan produksi padi Kalbar pada 2023 mencapai 1.040.499 ton gabah kering giling. Untuk produksi tersebut dari target lahan 346.833 hektare dengan tiga kali tanam dengan produktivitas tiga ton per hektare," kata Kepala Dinas TPH Kalbar Florentinus Anum di Pontianak, Selasa.
Sejauh ini realisasi tanaman padi di Kalbar periode Oktober 2022-Maret 2023, katanya sudah mencapai 191.909 hektare. Sementara realisasi produksi padi di Kalbar 2022 lalu capai 814.743 ton gabah kering giling dari estimasi luas panen menggunakan luas lahan baku sawah 242.972 hektare.
Kendati begitu dia mengatakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas hasil pertanian di Indonesia adalah ketersediaan pupuk anorganik yang bahan bakunya masih bergantung pada impor dari negara lain. Sehingga harga pupuk menjadi sangat mahal.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Kalbar, Doni Saiful Bahri mengungkapkan keluhan petani atas kekurangan pupuk subsidi serta harga pupuk nonsubsidi yang melonjak akibat kenaikan harga bahan bakunya akhirnya disikapi oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia dengan meluncurkan gerakan tani pro organik (Genta Organik).
“Selaras dengan gerakan tersebut, Dinas TPH Kalbar membuat suatu gerakan Buat Sendiri Mudah, Murah, Meriah (BSM3) guna menyediakan pupuk organik secara mandiri yang efektivitas terhadap kesuburan tanaman dan peningkatan produksi yang dipastikan sangat baik dan tidak kalah dengan pupuk-pupuk yang selama ini beredar,” ungkap dia.
Ia mengatakan bahwa pupuk yang berasal dari inovasi dan kreativitas yang dikembangkan sekarang merupakan jenis pupuk organik yang aman dan sehat.
“Pupuk ini direkomendasikan karena sesuai dengan harapan konsumen dalam mengonsumsi komoditas pertanian, baik komoditas pokok pangan dan hortikultura yang sehat juga murah namun menghasilkan banyak manfaat yang tentunya penting bagi kita semua,” kata dia.
Menurutnya masyarakat yang masih menggunakan pupuk yang harus mengimpor bahan bakunya dari luar akan menambah anggaran dan harganya bisa tiga kali lipat.
“Semoga kita mendapatkan hasil yang maksimal serta berhasil meningkatkan kesejahteraan petani, produktivitas petani meningkat serta mutu produk dapat menguntungkan usaha tani,” harapnya.
Dinas TPH Kalbar jaga produksi padi antisipasi krisis pangan
Rabu, 10 Mei 2023 15:27 WIB