Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) terus menggaungkan sawit berkelanjutan sebagai upaya untuk mendukung kesejahteraan petani dan menjaga lingkungan lebih baik.

“Kontribusi sawit bagi daerah dan masyarakat saat ini sangat signifikan karena harga terus tangguh meski di tengah pandemi. Untuk itu, kami terus mendorong perusahaan sawit agar memperhatikan keberlanjutan industri sawit dari berbagai aspek, salah satunya dari sisi lingkungan. Dengan sawit yang berkelanjutan maka keberadaannya akan dirasakan terus oleh generasi yang akan datang,” ujar Ketua Gapki Cabang Kalbar, Purwati Munawir di Pontianak, Senin.

Ia menjelaskan bahwa perusahaan harus memiliki sertifikat ISPO sebagai bentuk dari komitmen mewujudkan sawit berkelanjutan tersebut.

“Sertifikat ISPO wujud dari upaya mewujudkan sawit berkelanjutan. Untuk itu kami galakkan agar semua perusahaan sawit ISPO untuk kesejahteraan dan lingkungan. Saat ini sebagai besar sudah ISPO,” kata dia.

Terkait harga komoditas sawit terus menunjukkan tren yang positif meski dalam masa pandemi COVID-19, pihaknya sangat bersyukur. Kondisi yang bergairah tersebut tak hanya menguntungkan para pelaku usaha, namun lebih jauh berdampak kepada kesejahteraan petani sawit.

"Kita bersyukur karena adanya perkebunan kelapa sawit membuat masyarakat lebih sejahtera," katanya.

Menurut dia, industri sawit dinilai telah terbukti mengangkat perekonomian masyarakat, khususnya di Kalbar. Perubahan itu sejak puluhan tahun lalu. Di Kecamatan Manis Mata misalnya, sekitar tahun ,1990an masih jauh tertinggal. Namun ketika dibuka kebun sawit, akses masyarakat untuk lebih maju terbuka.

"Sekarang gimana, daerah Manis Mata maju sekali," ucapnya.

Terkait bergairahnya harga sawit saat ini, menurutnya hal itu dipengaruhi permintaannya yang cukup banyak. Selain itu, kenaikan harga sawit juga dipengaruhi penurunan produksi. Penurunan produksi ini juga dipengaruhi oleh kegiatan peremajaan sawit yang dilakukan terhadap kebun-kebun berusia tua.

Program peremajaan sawit sangat penting untuk dilakukan guna meningkatkan produktivitas sekaligus meningkatkan kualitasnya. Karena itu pihaknya mendukung pelaksanaan peremajaan melalui Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang merupakan program dari pemerintah.

"PSR harus kita dukung karena baru sekitar 30 persen yang terlaksana, padahal dana ada untuk petani," katanya.

Gapki Kalbar dikatakan dia masuk dalam Satgas PSR, bersama asosiasi petani sawit dan para pihak terkait. Sebagai asosiasi yang menjadi wadah perusahaan sawit, pihaknya punya peran dalam menyukseskan program ini.

"Karena para petani yang ikut PSR ini perlu kita bina agar punya manajemen yang benar. Selain itu, buah sawit dari tanaman yang diremajakan itu kan nantinya akan diserap oleh pabrik yang berada di sekitarnya," katanya.

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021