Bupati Kubu Raya Kalimantan Barat Muda Mahendrawan mengharapkan Forum Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Kubu Raya dapat memajukan gerakan literasi di daerah tersebut.

Bupati menyambut positif dengan terbentuknya Forum TBM Kubu Raya yang melibatkan sejumlah pengelola TBM di daerah setempat.

"Semoga gerakan literasi di Kubu Raya dapat semakin menggeliat dan menanjak (naik)," katanya dalam siaran pers yang diterima di Pontianak, Selasa.

Dia juga menyatakan agar para pengurus Forum TBM Kubu Raya dapat selalu bersemangat, kepung bakul (gotong royong) dan bersinergi untuk gerakan literasi di daerah tersebut.

Forum TBM Kubu Raya terbentuk di kabupaten termuda di Kalbar tersebut. Forum TBM Kubu Raya dibentuk oleh sejumlah pengelola TBM yang hadir dalam musyawarah daerah pada Sabtu (16/10). Mereka terdiri dari pengelola TBM Sungai Rengas, Desa Kapur, Punggur, Ampera, Tanjung Saleh, Kuala Mandor B, Rasau Jaya, dan Terentang.

Selain itu juga ada Pengurus Wilayah Forum TBM Kalimantan Barat dan serta perwakilan Pengurus Pusat Forum TBM.

"Saya meminta kerja sama dari semua pihak dan kawan-kawan pengelola TBM untuk bersama-sama kita memajukan gerakan literasi di Kubu Raya melalui keberadaan TBM," kata Ketua Pengurus Daerah Forum TBM Kubu Raya, Agus Wahyudi.

Agus Wahyudi merupakan Pemilik TBM Merdeka, di Terentang Kubu Raya yang terpilih sebagai ketua forum tersebut.

Dia mengatakan, Forum TBM merupakan wadah berhimpun dan berorganisasi bagi para pendiri dan pengelola taman bacaan masyarakat, pegiat literasi, komunitas dan masyarakat. Tujuannya untuk bersama-sama melakukan ikhtiar mengembangkan gerakan literasi di Tanah Air.

Sementara itu, perwakilan Pengurus Pusat TBM Ahmad Sofian menyatakan Forum TBM menjadi organisasi literasi yang independen, berkemajuan dan dapat beradaptasi terhadap segala perubahan dan situasi dengan berpegang pada prinsip demokratis, kreatif, komunikatif, kolaboratif, aktif dan kontributif.

Dia menyatakan Forum TBM didirikan pada 11 Juli tahun 2005 di Solo, Jawa Tengah. Walau jauh sebelumnya sudah ada benih, cikal bakalnya.

Menurut dia, dalam sejarahnya, Program TBM dimulai sejak tahun 1992. Kehadirannya merupakan pembaharuan dari Taman Pustaka Rakyat (TPR) yang didirikan oleh Pendidikan Masyarakat pada tahun 1950-an. Pada tahun 1959 tercatat ada 1.469 TPR tipe A, 192 TPR tipe B dan 19 TPR tipe C di seluruh Indonesia.

"Keberadaan TBM secara esensi memiliki sejarah yang panjang," katanya.

Dia menjelaskan, dalam salah satu berita di surat kabar BORNEO BARAT tahun 1936, terdapat berita "Pengurus Madrasah Islam Matan (salah satu daerah di Kalimantan Barat-red) mengumumkan akan membuka Taman Bacaan (Biblotek)."

Berita itu mengungkapkan bahwa pada masa sebelum kemerdekaan RI, perjalanan panjang keberadaan taman bacaan telah dimulai, kata Ahmad Sofian yang juga pengelola TBM Literer Khatulistiwa di Desa Kapur, Kecamatan Sungai Raya, Kubu Raya. ***3***
 

Pewarta: Nurul Hayat

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021