Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengajak warga mengelola sampah organik dan anorganik secara benar dalam rangka mewujudkan kepedulian terhadap kelestarian lingkungan di daerah itu.
“Pertama dari jenis sampah yang bisa dipilah, ada yang bisa didaur ulang. Kedua, saat pembuangan harus teratur,” kata di Pontianak, Kalimantan Barat, Senin.
Apabila sampah rumah tangga dipilah menjadi sampah organik dan anorganik dengan benar oleh warga maka Kota Pontianak dapat terhindar dari masalah lingkungan, seperti pencemaran air sungai, timbulnya penyakit, polusi, dan banjir.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pontianak tengah berupaya mengurangi jumlah sampah hingga 30 persen pada 2023 untuk menciptakan lingkungan yang asri dan nyaman.
“Agar tempat pembuangan akhir (TPA) tidak terlampau berat dan masyarakat bisa merasa nyaman. Jadi kita minta masyarakat untuk mengurangi pembuangannya dan fokus untuk pengolahan sampah, seperti dijadikan pupuk organik, kemudian plastik didaur ulang menjadi fungsi yang lain,” ujarnya.
Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Pontianak juga secara bertahap memperbaiki infrastruktur di TPA Batu Layang, seperti drainase, jalan, dan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL).
Upaya lainnya, pengembalian fungsi hutan dan penataan beberapa tempat pembuangan sampah (TPS)
“TPS sedang kita tata kembali supaya tidak kumuh yang memakan badan jalan sehingga tidak mengganggu pengguna jalan lainnya,” katanya.
Pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) di Kota Pontianak, beberapa waktu lalu, pemkot setempat memberi hadiah sepeda kepada Miranda, siswi SDN 33 Pontianak Utara dan Albert, siswa SMPN 28 Pontianak Utara, karena memberikan jawaban yang tepat atas pertanyaan yang diajukan wali kota terkait dengan persoalan lingkungan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
“Pertama dari jenis sampah yang bisa dipilah, ada yang bisa didaur ulang. Kedua, saat pembuangan harus teratur,” kata di Pontianak, Kalimantan Barat, Senin.
Apabila sampah rumah tangga dipilah menjadi sampah organik dan anorganik dengan benar oleh warga maka Kota Pontianak dapat terhindar dari masalah lingkungan, seperti pencemaran air sungai, timbulnya penyakit, polusi, dan banjir.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pontianak tengah berupaya mengurangi jumlah sampah hingga 30 persen pada 2023 untuk menciptakan lingkungan yang asri dan nyaman.
“Agar tempat pembuangan akhir (TPA) tidak terlampau berat dan masyarakat bisa merasa nyaman. Jadi kita minta masyarakat untuk mengurangi pembuangannya dan fokus untuk pengolahan sampah, seperti dijadikan pupuk organik, kemudian plastik didaur ulang menjadi fungsi yang lain,” ujarnya.
Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Pontianak juga secara bertahap memperbaiki infrastruktur di TPA Batu Layang, seperti drainase, jalan, dan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL).
Upaya lainnya, pengembalian fungsi hutan dan penataan beberapa tempat pembuangan sampah (TPS)
“TPS sedang kita tata kembali supaya tidak kumuh yang memakan badan jalan sehingga tidak mengganggu pengguna jalan lainnya,” katanya.
Pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) di Kota Pontianak, beberapa waktu lalu, pemkot setempat memberi hadiah sepeda kepada Miranda, siswi SDN 33 Pontianak Utara dan Albert, siswa SMPN 28 Pontianak Utara, karena memberikan jawaban yang tepat atas pertanyaan yang diajukan wali kota terkait dengan persoalan lingkungan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022