Hingga saat ini berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 angka stunting di Kalimantan Barat masih sebesar 29,8 persen, hal ujar Plt Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalbar Muslimat perlu adanya kolaborasi semua pihak dalam menurunkan angka stunting tersebut hingga 14 persen sesuai target pemerintah di tahun 2024.
"Penurunan stunting menjadi 14 persen tidak mudah, namun jika kita bersama-sama berkolaborasi dengan semua komponen maka kami yakin dan percaya angka stunting dapat diturunkan menjadi 14 persen," kata Muslimat di Sanggau, Kalbar, Kamis.
Baca juga: Kecamatan Kapuas berhasil turunkan angka stunting hingga 6,75 persen
Dirinya menjelaskan dalam upaya percepatan penurunan stunting Presiden telah menunjuk BKKBN sebagai koordinator sesuai Perpres nomor 72 tahun 2021. Kemudian ditindaklanjuti dengan pembentukan tim percepatan penurunan stunting dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota hingga desa.
Muslimat menyebutkan dalam upaya penurunan stunting BKKBN juga membentuk tim pendamping keluarga yang terdiri dari bidan, PKK dan kader desa. Dengan tugas dan fungsi melakukan penyuluhan, fasilitasi pendampingan kepada sasaran yakni calon pengantin, ibu hamil, ibu yang memiliki bayi dibawah dua tahun.
Baca juga: Ini pesan Ketua IPKB Kalbar usai mendapat tugas pindah ke Jateng
"Kami juga berupaya memberikan atau mengarahkan jika ada bantuan sosial untuk keluarga kurang mampu," tuturnya.
Plt Kepala Perwakilan BKKBN itu juga mengungkapkan kolaborasi antara BKKBN dengan mitra kerja seperti Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) sangat penting. Terutama dalam program bangga kencana dan percepatan penurunan stunting. Sebagai mitra BKKBN dan DPR RI menurutnya selalu berdampingan serta saling bahu membahu.
"Tidak bisa saling mendahului atau meninggalkan akan tetapi harus bersama-sama memberikan pelayanan kepada masyarakat," pungkasnya.
Baca juga: Pemkab Sekadau bertekad fokus turunkan angka stunting hingga 14 persen
Baca juga: Ini strategi BKKBN dalam penguatan Bangga Kencana dan cegah stunting
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Penurunan stunting menjadi 14 persen tidak mudah, namun jika kita bersama-sama berkolaborasi dengan semua komponen maka kami yakin dan percaya angka stunting dapat diturunkan menjadi 14 persen," kata Muslimat di Sanggau, Kalbar, Kamis.
Baca juga: Kecamatan Kapuas berhasil turunkan angka stunting hingga 6,75 persen
Dirinya menjelaskan dalam upaya percepatan penurunan stunting Presiden telah menunjuk BKKBN sebagai koordinator sesuai Perpres nomor 72 tahun 2021. Kemudian ditindaklanjuti dengan pembentukan tim percepatan penurunan stunting dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota hingga desa.
Muslimat menyebutkan dalam upaya penurunan stunting BKKBN juga membentuk tim pendamping keluarga yang terdiri dari bidan, PKK dan kader desa. Dengan tugas dan fungsi melakukan penyuluhan, fasilitasi pendampingan kepada sasaran yakni calon pengantin, ibu hamil, ibu yang memiliki bayi dibawah dua tahun.
Baca juga: Ini pesan Ketua IPKB Kalbar usai mendapat tugas pindah ke Jateng
"Kami juga berupaya memberikan atau mengarahkan jika ada bantuan sosial untuk keluarga kurang mampu," tuturnya.
Plt Kepala Perwakilan BKKBN itu juga mengungkapkan kolaborasi antara BKKBN dengan mitra kerja seperti Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) sangat penting. Terutama dalam program bangga kencana dan percepatan penurunan stunting. Sebagai mitra BKKBN dan DPR RI menurutnya selalu berdampingan serta saling bahu membahu.
"Tidak bisa saling mendahului atau meninggalkan akan tetapi harus bersama-sama memberikan pelayanan kepada masyarakat," pungkasnya.
Baca juga: Pemkab Sekadau bertekad fokus turunkan angka stunting hingga 14 persen
Baca juga: Ini strategi BKKBN dalam penguatan Bangga Kencana dan cegah stunting
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022