Penjualan kerupuk Amplang yang merupakan makanan ringan tradisional Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat meningkat 100 persen menjelang lebaran atau Idul Fitri 1443 H.

"Alhamdulillah produksi dan penjualan kerupuk amplang bisa meningkat 100 persen saat menjelang lebaran. Kalau hari biasa kami membuat amplang dengan berat ikan 50 kilogram namun saat menjelang lebaran kami menggunakan ikan seberat 100 kilogram per harinya," ujar pengusaha amplang, Syarifah Harfiah saat dihubungi di Ketapang, Rabu.

Ia juga menjelaskan bahwa para pembeli tak hanya dari masyarakat Kabupaten Ketapang namun dari berbagai provinsi bahkan ada yang dari luar negeri sebanyak tiga negara. 

"Pemesanan terbanyak menjelang lebaran ini sebesar satu ton, bahkan kita sempat menolak pesanan sebanyak 13 ton karena terkendala minyak goreng yang langka," katanya. 

Ia mengungkapkan setiap hari selalu mendapat banyak pesanan dan selalu mengirimnya ke luar Ketapang. Bahkan seluruh amplang yang tersedia di tokonya saat ini sudah menjadi pesanan orang lain. 

"Amplang per kemasannya dijual dengan harga mulai dari Rp10.000 pada hari biasa, tapi saat menjelang lebaran kita hanya menyediakan amplang dengan kemasan besar," kata dia.

Ia menambahkan bahwa saat ini telah menutup pemesanan dan hanya melayani pembelian langsung dan stoknya pun tidak begitu banyak lagi. 

"Saya berharap usaha amplang yang sudah berdiri selama sembilan tahun ini dapat berkembang pesat sehingga makanan khas Ketapang yang satu ini semakin dikenal," kata dia.

Kerupuk amplang merupakan cemilan berbahan dasar ikan. Amplang tak hanya menjadi kuliner oleh-oleh dari Ketapang tapi seolah hidangan wajib saat hari raya.

Pewarta: Dedi/Queena Az Zahra

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022