Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat berhasil meraih peringkat pertama lomba inovasi daerah kategori kabupaten kota oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Kubu Raya dengan inovasi Geoportal dan Web Gis Kepong Bakol.
"Kami sangat bersyukur, karena usaha dan kerja keras selama satu tahun lebih ini yang dilakukan dengan berlari kencang sangat intensif dan fokus untuk melakukan upaya perubahan sistem data dan informasi, akhirnya berbuahkan hasil," kata Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan, di Pontianak, Senin.
Muda mengatakan sistem data informasi digital dan berbasis geospasial ini, Kubu Raya mewujudkan geoportal dengan simbol jaringan yang dikembangkan menjadi webgis kepong bakol untuk semua tematik dan menyangkut seluruh sektor.
Menurutnya, inovasi atau ide ide yang muncul biasanya karena adanya masalah, sehingga melahirkan solusi berupa inovasi terobosan untuk kedepan.
"Inovasi ini muncul berasal dari masalah. Data sangat utama, supaya kita punya rencana ketepatan, sasaran, jumlah, maupun subjek objek dan sebaran, karena ini juga bisa menjawab berbagai masalah yang mengejar solusinya," katanya.
Ia menjelaskan, masalah yang ditangani di daerah biasanya seperti masalah pengangguran, kemiskinan, pemberdayaan, dan yang paling utama yaitu menyangkut fisik maupun nonfisik, termasuk masalah kesehatan seperti stunting.
"Sehingga dengan strategi ini kita bisa fokus, masif semua, desa juga bisa terlibat dan betul betul mendarat agar ada dampak yang bisa dipertanggungjawabkan dan lebih terukur," kata dia.
Sementara itu, di tempat yang sama, Ketua Penelitian dan pengembangan (Litbang) Kalbar Herkulana, mengatakan bahwa pihaknya ingin setiap perangkat daerah melahirkan inovasi, dengan adanya inovasi, akan meningkatkan daya saing daerah.
Ia mengatakan, hal ini sesuai amanah dari Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah dan amanah Pergub 211 Tahun 2021 tentang penyelenggaran inovasi daerah.
"Salah satunya adalah melakukan inovasi daerah dalam rangka menumbuhkembangkan inovasi di kalangan umum, tata kelola pemerintahan, maupun pelayanan publik," kata Herkulana.
Herkulana mengatakan, Kalbaria adalah agenda yang dilakukan dua tahun sekali, karena yang dilombakan adalah inovasi yang dilaksanakn selama 2 tahun dan dirasakan manfaatnya selama 2 tahun baik masyarakat maupun user.
"Ada indikator mengenai tingkat kematangan masing-masing inovasi. Akan ada manfaatnya untuk masyarakat dan untuk user itu sendiri, tingkat kematangan disertai evidence," tuturnya.
Kemudian, menurutnya kabupaten kota salah satu alat bukti adanya regulasi dari bupati atau wali kota terhadap inovasi tersebut.
"Misalnya Kepong Bakol itu sudah ada Peraturan Bupati dan digunakan tidak hanya oleh Bappeda, Litbang, tetapi juga pihak lain seperti Pemprov, akademisi, mahasiswa, masyarakat yang membutuhkan data tersebut," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Kami sangat bersyukur, karena usaha dan kerja keras selama satu tahun lebih ini yang dilakukan dengan berlari kencang sangat intensif dan fokus untuk melakukan upaya perubahan sistem data dan informasi, akhirnya berbuahkan hasil," kata Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan, di Pontianak, Senin.
Muda mengatakan sistem data informasi digital dan berbasis geospasial ini, Kubu Raya mewujudkan geoportal dengan simbol jaringan yang dikembangkan menjadi webgis kepong bakol untuk semua tematik dan menyangkut seluruh sektor.
Menurutnya, inovasi atau ide ide yang muncul biasanya karena adanya masalah, sehingga melahirkan solusi berupa inovasi terobosan untuk kedepan.
"Inovasi ini muncul berasal dari masalah. Data sangat utama, supaya kita punya rencana ketepatan, sasaran, jumlah, maupun subjek objek dan sebaran, karena ini juga bisa menjawab berbagai masalah yang mengejar solusinya," katanya.
Ia menjelaskan, masalah yang ditangani di daerah biasanya seperti masalah pengangguran, kemiskinan, pemberdayaan, dan yang paling utama yaitu menyangkut fisik maupun nonfisik, termasuk masalah kesehatan seperti stunting.
"Sehingga dengan strategi ini kita bisa fokus, masif semua, desa juga bisa terlibat dan betul betul mendarat agar ada dampak yang bisa dipertanggungjawabkan dan lebih terukur," kata dia.
Sementara itu, di tempat yang sama, Ketua Penelitian dan pengembangan (Litbang) Kalbar Herkulana, mengatakan bahwa pihaknya ingin setiap perangkat daerah melahirkan inovasi, dengan adanya inovasi, akan meningkatkan daya saing daerah.
Ia mengatakan, hal ini sesuai amanah dari Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah dan amanah Pergub 211 Tahun 2021 tentang penyelenggaran inovasi daerah.
"Salah satunya adalah melakukan inovasi daerah dalam rangka menumbuhkembangkan inovasi di kalangan umum, tata kelola pemerintahan, maupun pelayanan publik," kata Herkulana.
Herkulana mengatakan, Kalbaria adalah agenda yang dilakukan dua tahun sekali, karena yang dilombakan adalah inovasi yang dilaksanakn selama 2 tahun dan dirasakan manfaatnya selama 2 tahun baik masyarakat maupun user.
"Ada indikator mengenai tingkat kematangan masing-masing inovasi. Akan ada manfaatnya untuk masyarakat dan untuk user itu sendiri, tingkat kematangan disertai evidence," tuturnya.
Kemudian, menurutnya kabupaten kota salah satu alat bukti adanya regulasi dari bupati atau wali kota terhadap inovasi tersebut.
"Misalnya Kepong Bakol itu sudah ada Peraturan Bupati dan digunakan tidak hanya oleh Bappeda, Litbang, tetapi juga pihak lain seperti Pemprov, akademisi, mahasiswa, masyarakat yang membutuhkan data tersebut," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022