Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji mengajak masyarakat untuk melestarikan dan menjaga ekosistem mangrove sebagai penyangga kehidupan dan bermanfaat untuk fungsi konservasi, pendidikan, ekoturisme, identitas budaya serta menjaga stabilitas pantai.

"Kondisi ekosistem mangrove saat ini mengalami tekanan yang berat akibat adanya pemanfaatan dan kurang memperhatikan pengelolaan dalam aspek kelestarian. Padahal mangrove ini sangat penting sebagai penyangga di lingkungan kehidupan," kata Sutamidji dalam sambutannya saat kegiatan rapat koordinasi dan pengukuhan anggota kelompok kerja mangrove, di Pontianak, Rabu.

Ia menjelaskan, Provinsi Kalimantan Barat memiliki ekosistem mangrove dengan luas 161 ribu hektare lebih dan memiliki garis pantai sepanjang kurang lebih 1.398 km, serta memiliki 2 spesies mangrove langka.

"Harusnya kita bersyukur dengan kekayaan yang kita miliki.Kita memiliki 40 jenis mangrove, 30 jenis pohon, 4 jenis semak, 3 jenis palem, 2 jenis liana, dan 1 jenis paku pakuan. Selain itu kita memiliki 2 spesies mangrove langka yaitu Bruguiera Hennesii dan Kandelia Candel, bahkan Bruguiera Hennesii hanya ada 300 pohon di dunia," ujarnya.

Selain itu, ia mengatakan pentingnya rehabilitasi ekosistem mangrove untuk memulihkan dan mempertahankan mangrove yang sudah mulai kritis dan hampir punah.

Ia berharap agar masyarakat bisa menjaga pengelolaan dan melestarikan mangrove dengan baik.

"Mangrove ini merupakan berperan sebagai penyangga dil lingkungan kehidupan. Maka dari itu, saya berharap masyarakat serta stakeholder terkait dapat bekerja sama dalam menjaga dan mengelola sistem penyangga kehidupan kita tersebut," ujarnya.

Sementara itu, di tempat yang sama, Ketua Kelompok Kerja Mangrove Adi Yani mengatakan terdapat sekitar 14 ribu hektare dari 161 ribu hektare ekosistem mangrove yang kritis.

"Ada beberapa mangrove kritis dan sangat kritis yang harus di rehabilitas, yang termasuk kritis dan sangat kritis itu ada sekitar 14 ribu hektare dari 161 ribu hektare. Rusaknya karena pengembangan wilayah, pembangunan, adanya masyarakat yang menggunakan hal itu untuk kepentingan pribadi, salah satunya untuk arang tempurung, ini yang menjadi mangrove mudah rusak," katanya.

Kemudian Ia mengatakan pihaknya akan berkomitmen bersama stakeholder terkait pencegahan kerusakan dan mengatasi hal tersebut untuk melestarikan ekosistem mangrove.

"Itulah pentingnya membangun taman wisata alam, mengembangkan mangrove yang di Sungai Kupah dan di Kubu Raya yang digerakkan oleh teman teman mitra. Kami terus berkomitmen dengan masyarakat serta stakeholder terkait dalam menjaga dan melestarikan ekosistem mangrove," katanya.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022