Pemerintah Kota Pontianak, melalui Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan setempat memberikan bantuan sarana dan prasarana bagi 35 kelompok tani (poktan) di kawasan Kecamatan Pontianak Utara.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu, mengatakan, Pemkot Pontianak memberikan bantuan sarana dan prasarana pertanian berupa pupuk, bibit tanaman dan alat-alat pertanian yang bertujuan untuk membantu para petani dalam memenuhi kebutuhan untuk bercocok tanam.
"Bantuan ini sebagai upaya meningkatkan produktivitas para petani supaya bisa menghasilkan tanaman sayur dan buah yang berkualitas," kata Edi Rusdi Kamtono usai menyerahkan secara simbolis bantuan sarana dan prasarana pertanian di halaman UPT Agribisnis Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak.
Ia berharap para petani tetap semangat dan produktif agar bisa memenuhi kebutuhan pokok makanan bagi masyarakat. Terlebih di wilayah Pontianak Utara sebagai sentra pertanian sayur mayur harus menjadi percontohan bagi kawasan lainnya.
"Dengan tanaman sayur mayur yang dihasilkan kawasan sentra pertanian ini, paling tidak bisa memenuhi kebutuhan bagi masyarakat Kota Pontianak," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak, Bintoro mengatakan, bantuan sarana dan prasarana bagi petani yang disalurkan melalui 35 poktan di Pontianak Utara terdiri dari pupuk, bibit dan alat pertanian berupa "hand sprayer" untuk penanggulangan hama penyakit. Bantuan pupuk utamanya sangat dibutuhkan para petani lantaran pupuk bersubsidi sudah dicabut.
"Bantuan pupuk ini untuk meringankan beban para petani dimana pupuk bersubsidi sudah tidak ada lagi. Ini juga sebagai upaya kita untuk mencegah inflasi yang diakibatkan kenaikan harga komoditas pokok seperti sayur mayur," katanya.
Lewat program-program seperti ini, Bintoro berharap dapat membantu petani dalam meningkatkan produksinya sehingga ketersediaan bahan pokok tetap terjaga dan harga tetap stabil.
"Meskipun bantuan ini tidak sebanyak yang diperlukan oleh petani, namun setidaknya 20 persen poktan terbantu dengan sarana dan prasarana pertanian yang kita berikan," ujarnya.
Ketua Gapoktan Mandiri Bersama Siantan Hilir, Ahmad Sayuti mengucap terima kasih atas kepedulian dan perhatian Pemkot Pontianak. Apalagi bantuan pupuk yang diterimanya memang sangat diperlukan oleh para petani yang tergabung dalam Gapoktan yang diketuainya.
"Saya ucapkan ribuan terima kasih karena sudah peduli kepada petani. Pupuk ini memang sangat diperlukan oleh petani. Beberapa bulan terakhir ini pupuk memang sudah dicabut subsidinya oleh pemerintah dan kami merasa cukup terbebani dengan harga pupuk non subsidi yang begitu mahal," katanya.
Menurutnya, Gapoktan Mandiri Bersama yang beranggotakan 182 petani sangat mengharapkan perhatian pemerintah dalam memenuhi sarana dan prasarana yang sangat dibutuhkan mereka. Betapa tidak, dirinya pribadi membutuhkan pupuk sedikitnya 150 kilogram atau tiga karung setiap bulannya. Lahan seluas 20 meter kali 200 meter miliknya ditanami berbagai jenis sayuran seperti kangkung, bayam, sawi, daun selederi dan sebagainya.
"Saya harapkan pemerintah terus peduli kepada para petani. Kami merasa cukup berat dengan dihapusnya pupuk bersubsidi, ditambah kenaikan harga BBM," demikian Ahmad Sayuti.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu, mengatakan, Pemkot Pontianak memberikan bantuan sarana dan prasarana pertanian berupa pupuk, bibit tanaman dan alat-alat pertanian yang bertujuan untuk membantu para petani dalam memenuhi kebutuhan untuk bercocok tanam.
"Bantuan ini sebagai upaya meningkatkan produktivitas para petani supaya bisa menghasilkan tanaman sayur dan buah yang berkualitas," kata Edi Rusdi Kamtono usai menyerahkan secara simbolis bantuan sarana dan prasarana pertanian di halaman UPT Agribisnis Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak.
Ia berharap para petani tetap semangat dan produktif agar bisa memenuhi kebutuhan pokok makanan bagi masyarakat. Terlebih di wilayah Pontianak Utara sebagai sentra pertanian sayur mayur harus menjadi percontohan bagi kawasan lainnya.
"Dengan tanaman sayur mayur yang dihasilkan kawasan sentra pertanian ini, paling tidak bisa memenuhi kebutuhan bagi masyarakat Kota Pontianak," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak, Bintoro mengatakan, bantuan sarana dan prasarana bagi petani yang disalurkan melalui 35 poktan di Pontianak Utara terdiri dari pupuk, bibit dan alat pertanian berupa "hand sprayer" untuk penanggulangan hama penyakit. Bantuan pupuk utamanya sangat dibutuhkan para petani lantaran pupuk bersubsidi sudah dicabut.
"Bantuan pupuk ini untuk meringankan beban para petani dimana pupuk bersubsidi sudah tidak ada lagi. Ini juga sebagai upaya kita untuk mencegah inflasi yang diakibatkan kenaikan harga komoditas pokok seperti sayur mayur," katanya.
Lewat program-program seperti ini, Bintoro berharap dapat membantu petani dalam meningkatkan produksinya sehingga ketersediaan bahan pokok tetap terjaga dan harga tetap stabil.
"Meskipun bantuan ini tidak sebanyak yang diperlukan oleh petani, namun setidaknya 20 persen poktan terbantu dengan sarana dan prasarana pertanian yang kita berikan," ujarnya.
Ketua Gapoktan Mandiri Bersama Siantan Hilir, Ahmad Sayuti mengucap terima kasih atas kepedulian dan perhatian Pemkot Pontianak. Apalagi bantuan pupuk yang diterimanya memang sangat diperlukan oleh para petani yang tergabung dalam Gapoktan yang diketuainya.
"Saya ucapkan ribuan terima kasih karena sudah peduli kepada petani. Pupuk ini memang sangat diperlukan oleh petani. Beberapa bulan terakhir ini pupuk memang sudah dicabut subsidinya oleh pemerintah dan kami merasa cukup terbebani dengan harga pupuk non subsidi yang begitu mahal," katanya.
Menurutnya, Gapoktan Mandiri Bersama yang beranggotakan 182 petani sangat mengharapkan perhatian pemerintah dalam memenuhi sarana dan prasarana yang sangat dibutuhkan mereka. Betapa tidak, dirinya pribadi membutuhkan pupuk sedikitnya 150 kilogram atau tiga karung setiap bulannya. Lahan seluas 20 meter kali 200 meter miliknya ditanami berbagai jenis sayuran seperti kangkung, bayam, sawi, daun selederi dan sebagainya.
"Saya harapkan pemerintah terus peduli kepada para petani. Kami merasa cukup berat dengan dihapusnya pupuk bersubsidi, ditambah kenaikan harga BBM," demikian Ahmad Sayuti.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022