Pontianak (ANTARA) - Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Kalimantan Barat (Kalbar) memperkuat peran dan fungsi koperasi perkebunan untuk pemenuhan pupuk organik bagi petani sawit di provinsi itu.
"Dalam upaya memperkuat sektor perkebunan di Kalimantan Barat, Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Kalimantan Barat menggelar Pelatihan Perkoperasian. Selain memberikan materi tentang Manajemen Laporan Keuangan, Akuntansi, Manajemen Perkoperasian, dan Digitalisasi Koperasi, kita juga mendorong koperasi untuk memenuhi kebutuhan pupuk organik bagi petani," kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kalbar, Junaidi di Pontianak, Senin.
Menurutnya, Pemerintah Kalbar memiliki keseriusan dan tanggung jawab untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan perkoperasian, serta kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia koperasi di wilayah tersebut.
"Kami terus berupaya meningkatkan kesadaran berkoperasi dan memperkuat keyakinan anggota tentang manfaat besar yang diberikan oleh koperasi untuk meningkatkan taraf hidup mereka," tuturnya.
Junaidi menambahkan, pihaknya juga melakukan penguatan bagi koperasi yang bergerak di sektor perkebunan, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan pupuk organik bagi petani kelapa sawit.
Menurut data dari Diskop UKM Provinsi Kalbar, saat ini terdapat 5.656 unit koperasi di Kalimantan Barat, dengan 3.565 unit aktif dan 2.901 unit tidak aktif.
Dia menambahkan, pihaknya memperkenalkan sistem Demontration Plot (Demplot) sebagai metode uji coba yang dilakukan untuk memastikan efektivitas pupuk organik di berbagai wilayah dengan kondisi pH tanah yang berbeda.
"Demplot ini penting karena pH masing-masing wilayah berbeda. Dengan harapan, hasil dari demplot ini nanti akan lebih maksimal, dan kemudian didiskusikan untuk proses ke depannya," tuturnya.
Pihaknya menargetkan seluruh daerah di Kalimantan Barat dapat melakukan demplot menggunakan pupuk organik, dengan hasil yang akan menjadi acuan untuk meningkatkan produktivitas sawit, terutama untuk tanaman yang berumur di atas enam tahun. Pupuk organik ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit secara berkelanjutan.
"Kami berharap pengguna pupuk kami dapat melihat peningkatan setiap enam bulan di kisaran 5-10 persen secara berkelanjutan. Pupuk organik ini bisa digunakan untuk semua jenis varietas tanaman selain kelapa sawit," kata Junaidi.