Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalbar, N.A Anggini Sari mengatakan peran komoditas kelapa sawit dalam mendongkrak ekonomi Kalbar 2023.
"Tahun ini perekonomian provinsi diperkirakan akan membaik setelah pada Triwulan III tahun lalu tumbuh 6,48 persen (yoy). Kita bersyukur angka ini melampaui rata - rata pertumbuhan ekonomi nasional. Tahun ini membaik karena harga komoditas sawit membaik," ujar ujarnya saat menjadi pembicara dalam loka karya yang digelar oleh Forum Jurnalis Ekonomi Khatulistiwa (Fojekha) di Pontianak, Jumat.
Ia mengatakan, optimis ekonomi Kalbar tersebut dilandasi terus membaiknya harga komoditas unggulan Kalbar di tingkat nasional. Hal tersebut juga didukung membaiknya produktivitas di hulu dimana program penanaman kembali yang terus diupayakan.
“Pemupukan yang baik pada tahun 2021 dan semester 1 2022 juga berpotensi meningkatkan produksi tandan buah segar kelapa sawit,” jelasnya.
Dari sisi ekspor, pembukaan bertahap pintu ekspor CPO dan turunannya via Pelabuhan Internasional Kijing juga berpotensi meningkatkan PDB Kalbar. Belum lagi implementasi kebijakan biosolar B35 dan B45 yang turut meningkatkan permintaan produk sawit provinsi ini.
Baca juga: Pencuri buah kelapa sawit 1.970 kg diancam tujuh tahun kurungan
“Apalagi peluang harga CPO tetap tinggi sejalan produksi subtitusi minyak nabati internasional yang mengalami kendala,” papar Anggini.
Di sisi lain, sektor bisnis non-sumber daya alam juga kian luas pascapandemi ini. Ia memandang perlu pemanfaatan lebih bandar udara dan pintu-pintu perbatasan Kalbar-Sarawak untuk mendongkrak pariwisata dan perdagangan.
”Mobilitas masyarakat sudah persisten. Akan terjadi peningkatan kegiatan MICE pada sektor akomodasi, makanan, dan minuman dengan maraknya penyelenggaraan kegiatan massal,” jelasnya.
Kendati demikian, ekonomi Kalbar bukannya tanpa tantangan di tahun ini. Terutama dengan adanya curah hujan tinggi berkelanjutan dan cuaca ekstrem. Sementara itu, harga pupuk di level tinggi dan tantangan distribusi pupuk bersubsidi pada tahun 2022. Risiko minim pemupukan terhadap produktivitas ke depan, khususnya petani swadaya.
Belum lagi kendala realisasi investasi proyek smelter alumina dan harga CPO yang tertahan dan berisiko melemah di tengah risiko perlambatan ekonomi global. Adapula perubahan pola konsumsi barang prioritas masyarakat di tengah tekanan inflasi.
Baca juga: Harga CPO sepanjang 2022 relatif positif
“Hal ini membuat penurunan ekspektasi masyarakat dan pelaku usaha terhadap perbaikan perekonomian,” kata dia.
Sementara itu, berdasarkan hasil penetapan Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalbar, harga tandan buah segar sawit di Kalbar Periode II Januari 2023 tertinggi pada umur 10- 20 tahun sebesar Rp2.406,45 per kilogram.
Periode sebelumnya, harga tertinggi Rp2.380,54 per kilogram. Sedangkan saat ini untuk harga CPO sebesar Rp11,204.50 per kilogram dan Rp5,521.88 per kilogram.
Baca juga: Seluruh pemangku kepentingan diajak dukung kebijakan tata kelola sawit
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Tahun ini perekonomian provinsi diperkirakan akan membaik setelah pada Triwulan III tahun lalu tumbuh 6,48 persen (yoy). Kita bersyukur angka ini melampaui rata - rata pertumbuhan ekonomi nasional. Tahun ini membaik karena harga komoditas sawit membaik," ujar ujarnya saat menjadi pembicara dalam loka karya yang digelar oleh Forum Jurnalis Ekonomi Khatulistiwa (Fojekha) di Pontianak, Jumat.
Ia mengatakan, optimis ekonomi Kalbar tersebut dilandasi terus membaiknya harga komoditas unggulan Kalbar di tingkat nasional. Hal tersebut juga didukung membaiknya produktivitas di hulu dimana program penanaman kembali yang terus diupayakan.
“Pemupukan yang baik pada tahun 2021 dan semester 1 2022 juga berpotensi meningkatkan produksi tandan buah segar kelapa sawit,” jelasnya.
Dari sisi ekspor, pembukaan bertahap pintu ekspor CPO dan turunannya via Pelabuhan Internasional Kijing juga berpotensi meningkatkan PDB Kalbar. Belum lagi implementasi kebijakan biosolar B35 dan B45 yang turut meningkatkan permintaan produk sawit provinsi ini.
Baca juga: Pencuri buah kelapa sawit 1.970 kg diancam tujuh tahun kurungan
“Apalagi peluang harga CPO tetap tinggi sejalan produksi subtitusi minyak nabati internasional yang mengalami kendala,” papar Anggini.
Di sisi lain, sektor bisnis non-sumber daya alam juga kian luas pascapandemi ini. Ia memandang perlu pemanfaatan lebih bandar udara dan pintu-pintu perbatasan Kalbar-Sarawak untuk mendongkrak pariwisata dan perdagangan.
”Mobilitas masyarakat sudah persisten. Akan terjadi peningkatan kegiatan MICE pada sektor akomodasi, makanan, dan minuman dengan maraknya penyelenggaraan kegiatan massal,” jelasnya.
Kendati demikian, ekonomi Kalbar bukannya tanpa tantangan di tahun ini. Terutama dengan adanya curah hujan tinggi berkelanjutan dan cuaca ekstrem. Sementara itu, harga pupuk di level tinggi dan tantangan distribusi pupuk bersubsidi pada tahun 2022. Risiko minim pemupukan terhadap produktivitas ke depan, khususnya petani swadaya.
Belum lagi kendala realisasi investasi proyek smelter alumina dan harga CPO yang tertahan dan berisiko melemah di tengah risiko perlambatan ekonomi global. Adapula perubahan pola konsumsi barang prioritas masyarakat di tengah tekanan inflasi.
Baca juga: Harga CPO sepanjang 2022 relatif positif
“Hal ini membuat penurunan ekspektasi masyarakat dan pelaku usaha terhadap perbaikan perekonomian,” kata dia.
Sementara itu, berdasarkan hasil penetapan Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalbar, harga tandan buah segar sawit di Kalbar Periode II Januari 2023 tertinggi pada umur 10- 20 tahun sebesar Rp2.406,45 per kilogram.
Periode sebelumnya, harga tertinggi Rp2.380,54 per kilogram. Sedangkan saat ini untuk harga CPO sebesar Rp11,204.50 per kilogram dan Rp5,521.88 per kilogram.
Baca juga: Seluruh pemangku kepentingan diajak dukung kebijakan tata kelola sawit
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023