Pasar Serikin merupakan salah satu pasar yang berada di kota kecil, divisi Kuching, Sarawak, Malaysia letaknya sekitar 15 kilometer dari Kota Bau atau 80 kilometer dari pusat Kota Kuching.

Pasar tersebut berbatasan langsung dengan Kecamatan Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat (Kalbar). 

Uniknya, meski pasar ini berada di wilayah Malaysia, namun 85 persen produk yang dijual merupakan buatan Indonesia, demikian dengan para pedagang yang menjualnya. 

Dalam kunjungan Antara Kalbar pada Sabtu pagi 11 Februari 2023 kemarin, terlihat sejumlah pedagang sedang bersiap menggelar dagangannya di petak kios yang berjajar rapi di satu jalur pasar tersebut.

Dalam kios non-permanen yang hanya berdindingkan semen tipis dan sebagian di tutupi seng tersebut, salah satu pedagang di Pasar Serikin, Herlina, mulai menata dagangannya. Satu persatu bahan pakaian yang dibawanya dari Kota Pontianak itu ditata dengan rapi dan di gantung dengan hanger di dinding kiosnya, sementara sebagian lagi dilipat dan disusun di atas meja kayu seadanya yang diletakkan di dekat pintu masuk kios.

Setengah jam menata dagangannya, tampak pembeli mulai melirik kios wanita 28 tahun ini. Sepasang suami istri paruh baya tampak berjalan mendekat dan mulai memilah beberapa lembar pakaian yang tergantung, sementara si suami dengan cekatan membalik-balikkan beberapa celana pendek yang tersusun di meja kayu.

"Seluar (celana) yang merah ni, berape dek?" tanyanya dengan logat Melayu Malaysia.

"Kalau yang ni, hargenye RM20 je mak cik (ibu). Kalau mak cik nak (mau), saye ade macam-macam warne. Sekejap (sebentar) saye tengokkan (lihatkan)," balas Herlina.

Warga Kota Baru, Pontianak ini pun bergegas mengambil beberapa helai celana panjang jenis kulot dengan warna yang berbeda dari dalam plastik yang disimpannya di bawah meja dan segera menyodorkannya kepada pembeli tersebut.

Setelah mencermati celana panjang kulot yang disodorkan kepadanya, pembeli itu memutuskan memesan dua helai celana dengan warna yang berbeda.

"Saye nak (mau) yang ni same yang ni, (yang ini dan yang ini) lah dek, boleh bungkos ye (tolong bungkuskan ya)," katanya. 

Herlina kemudian mengambil dua helai celana kulot tersebut dan dengan cekatan memasukkannya ke dalam kantong plastik berwana merah dan segera memberikannya kepada pembeli. 

Saat akan menerima uang ringgit dari pembeli, Herlina tiba-tiba mengeluarkan sebuah tablet 10 inci yang semula terletak di meja dagangannya. Dengan segera dia menunjukkan toko online yang dibuatnya di aplikasi Instagram.

"Kalau mak cik nak (mau) pesan lagi, sile buka Insta saye (saya), ini alamatnye. Banyak ragam baju yang saye jual, mak cik same pak  cik bise pesan, tak perlulah bepusing-pusing (berputar-putar) di pasar ni, kalau nak beli," kata Herlina.

"Iya lah dek, saye folow Instanye ye, kalau saye nak beli untuk Lebar (Lebaran) saye pesan lewat online ye," kata pembeli tersebut sambil menyerahkan uang belanjaannya.

Transformasi digital dari jualan offline ke online yang dilakukan oleh Herlina juga dilakukan oleh sejumlah pedagang lainnya di Pasar Serikin tersebut. Setiap ada pembeli datang, mereka tidak lupa memberikan alamat toko onlinenya sebagai bentuk promosi digital untuk menarik pasar di perbatasan.

Menurut Herlina, dirinya mampu menjual ratusan helai pakaian jadi selama berdagang di Pasar Serikin yang hanya buka pada Sabtu dan Minggu. Sementara hari-hari lainnya, Herlina menjual pakaian secara online dengan memanfaatkan media sosial dan marketplace yang dimilikinya.

"Alhamdulillah, tidak percuma jauh-jauh jualan di pasar Serikin ini, karena pembelinya juga cukup banyak. Apa lagi saya sudah lebih lima tahun jualan di sini, jadi sudah tidak biasa jalan jauh," kata Herlina. 
 
Pemeriksaan kendaraan di PLBN Entikong-Kalbar (Rendra Oxtora)
***
Dari Pasar Serikin, sekitar 104 kilometer dengan menempuh kurang lebih 2,5 jam perjalanan, kami berpindah ke Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong yang terletak di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. 

Minggu pagi, 12 Februari 2023, pukul 08.25 aktivitas PLBN sudah mulai ramai, terlihat kendaraan keluar masuk namun memang kebanyakan plat kendaraan Indonesia yang lebih dominan melintasi pos pemeriksaan tersebut.

Di luar PLBN Entikong bisa dilihat cukup banyak PKL yang berjualan, baik membuka tenda maupun menggunakan kendaraan. Umumnya mereka menjual makanan ringan dan es dan sebagian besar sudah ramai pembeli.

Tiba-tiba mata saya tertuju pada gerobak Bakso Malang yang diletakkan di atas sebuah sepeda motor, di kaca etalase gerobaknya terlihat jela stiker QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Lantas saya mendekat untuk bertanya langsung.

"Pake QRIS bank apa, bang," tanya saya kepada penjual bakso tersebut.

"BRI bang," jawabnya sambil tersenyum.

Dalam hati saya, ini pas sekali untuk di wawancarai, sesuai target. Kemudian saya memesan satu mangkok bakso dan duduk disamping beliau.
 
Pedagang Bakso di Entikong Kalbar sudah menerapkan pembayaran dengan QRIS, di mana setiker QRIS tersebut dipasang di etlase gerubak baksonya (Rendra Oxtora)

Seperti diketahui, QRIS adalah sebuah sistem pembayaran yang memanfaatkan teknologi QR Code untuk mempermudah transaksi keuangan.

Penjual Bakso Malang di PLBN Entikong yang diketahui bernama Tono ini mengaku dirinya adalah warga Pontianak sudah berjualan di PLBN Entikong selama dua tahun dan baru tahun ini menggunakan QRIS untuk pembayarannya.

Tono mengungkapkan dengan menggunakan QRIS BRI, semakin mudah dalam melakukan transaksi bisnis.

 "Sering ada orang dari Malaysia beli bakso juga pakai QRIS, katanya lebih mudah dan pas bayarnya kalau pakai scan barcode, tidak susah lagi tukar rupiah," tuturnya.

Sementara itu, salah satu pelaku UMKM lainnya di Entikong yang merasakan manfaat dari QRIS BRI adalah Yanto, seorang pedagang asal Desa Entikong, perbatasan Indonesia-Malaysia. Yanto mengatakan, sejak memanfaatkan QRIS BRI, ia tidak lagi kesulitan dalam melakukan transaksi pembayaran dengan para pembelinya.

"Sebelumnya, saya seringkali mengalami kesulitan dalam menerima pembayaran dari pembeli yang datang dari luar daerah. Namun sekarang, dengan adanya QRIS BRI, transaksi menjadi lebih mudah dan cepat," tutur Yanto.

Tidak hanya itu, QRIS BRI juga memberikan rasa aman bagi para pelaku UMKM dalam melakukan transaksi. Dengan adanya sistem QRIS BRI, para pelaku UMKM tidak lagi perlu membawa uang tunai yang jumlahnya besar, sehingga mengurangi risiko keamanan.
Kepala Cabang BRI Pontianak, Hermawan Sutrisno (Rendra Oxtora)

***BRI Pontianak gencarkan penggunaan QRIS hingga perbatasan Kalbar
Kepala Cabang BRI Pontianak, Hermawan Sutrisno, mengatakan, QRIS BRI memberikan kemudahan dan kecepatan dalam melakukan transaksi, terutama bagi para pelaku UMKM. "Pemanfaatan QRIS BRI sangat membantu para pelaku UMKM dalam melakukan transaksi bisnis, terutama di daerah perbatasan yang seringkali sulit dijangkau oleh layanan keuangan," katanya di Kantor BRI Pontianak, Kamis (16 Februari 2023).

Pemanfaatan QRIS BRI oleh para pelaku UMKM di perbatasan Kalimantan Barat diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas bisnis. Selain itu, QRIS BRI juga diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah perbatasan.

Terkait hal tersebut, katanya, sesuai dengan program BRI untuk mempercepat transformasi digital bagi UMKM, pihaknya terus menggencarkan penggunaan QRIS BRI bagi para pelaku usaha.

Meski mengaku belum memiliki data pasti penggunaan QRIS se-Kalimantan Barat, namun Hermawan mengatakan, sudah ada 5000 QRIS yang di pasang di kota Pontianak,selama Januari hingga Februari 2023 ini. Sedangkan untuk pengguna QRIS di Kalbar dipastikan lebih.

"Kita mengarahkan nasabah UMKM kita untuk menggunakan QRIS BRI, bahkan ini sudah kita galakkan di pasar flamboyan dan pelaku usaha lainnya hingga perbatasan. Jadi jika warga ingin membayar di pasar Flamboyan tidak perlu menggunakan uang tunai, tetapi bisa menggunakan QRISS," katanya.

Sejauh ini, lanjut Hermawan, baru BRI yang tidak melakukan pemotongan biaya dengan penggunaan QRIS, sementara untuk bank lain terdapat potongan sebesar 0,75 persen dari transaksi yang dilakukan.

"Namun, saat ini marak aksi penipuan pembayaran dengan QRIS, di mana si pembeli pura-pura membayar dan menunjukkan bukti transaksi, namun setelah di cek tidak ada dana yang masuk di rekening penjual. Untuk mengantisipasi hal tersebut, kita menggunakan aplikasi BRI Merchend, di mana nasabah yang menggunakan QRIS bisa mengecek langsung bukti pembayaran dengan QRIS secara realtime, sehingga setiap transaksi yang dilakukan akan tercatat secara langsung," tuturnya.

Dia menambahkan, transformasi digital yang dilakukan oleh BRI terus diperkuat, berikut dari sisi keamanannya dan ini dipastikan memberikan kenyamanan dan keamanan dalam bertransaksi bagi nasabah BRI.

Ini dilakukan untuk mempermudah nasabah, agar tidak perlu repot-repot datang ke Bank dan dapat melalui aplikasi yang disiapkan oleh BRI seperti BRImo, BRI Merchant dan beberapa aplikasi lainnya.

Hermawan juga menjelaskan, bagi nasabah yang ingin membuat QRIS ini juga cukup mudah, di mana nasabah cukup mendatangi kantor BRI terdekat dan mengajukan pembuatannya. Nasabah tinggal menyiapkan nomor rekening, nomor HP yang digunakan dan alamat email dan untuk prosesnya, pengajuan dilakukan hari ini besoknya sudah jadi dan bisa langsung digunakan.

"Namun bagi masyarakat yang belum menjadi nasabah BRI, jika mereka membuka rekening juga bisa langsung membuat QRIS sehingga prosesnya bisa langsung dilakukan secara bersamaan," katanya.

Dia menambahkan, untuk memaksimalkan pemberdayaan bagi UMKM, sebagai bank penyalur KUR terbanyak di Kalimantan Barat, Bank Rakyat Indonesia (BRI) sudah menyalurkan Rp3 triliun lebih di Kalbar sepanjang tahun 2022.

"Demikian untuk Ultramikro kita memanfaatkan holding BRI yang ada seperti PNPM dan Pegadaian. Ultramokro kita punya program khusus untuk nasabah, namanya SimpdesUmi (Simpanan Pedesaan Ultra Mikro). Selagi masyarakat pelaku usaha ultra mikro memiliki rekening BRI, mereka juga bisa membuat QRIS untuk aktivitas perdagangan," tuturnya.

BRI menyadari sejauh ini UMKM memiliki andil besar dalam perkembangan ekonomi Indonesia, sehingga BRI memiliki perhatian serius untuk memberikan layanan kepada para pelaku UMKM dan Ultra Mikro.

"Kita juga menggencarkan penggunaan QRIS di perbatasan Kalbar. Kita sudah melakukan sosialisasi dan penggunaan QRIS di Entikong, Jagoi Babang dan Aruk. Terlebih, QRIS ini juga sudah bisa digunakan untuk perdagangan antar negara ASEAN, hal ini sudah dilakukan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani saat membeli produk di perbatasan negara pada awal tahun lalu," kata Hermawan.
 
Kepala Cabang BRI Pontianak, Hermawan Sutrisno (Rendra Oxtora)

***BI jalin Kerjasama dengan BNM untuk penerapan QRIS Antar Negara
Kepala Cabang BRI Pontianak, Hermawan Sutrisno Anggini Sari mengatakan, saat ini Bank Indonesia (BI) telah menjalin kerja sama dengan Bank Negara Malaysia (BNM) dalam menerapkan sistem pembayaran QRIS antarnegara. 

Dengan adanya kerja sama ini, masyarakat bisa menggunakan QR Code untuk transaksi di Malaysia, begitu pula sebaliknya bagi masyarakat Malaysia yang berkunjung ke Indonesia juga bisa melakukan transaksi dengan QR Code pembayaran Malaysia yaitu DuitNo, di mana transaksi pembayaran ritel berlaku untuk seluruh merchant online maupun offline.

"Kerja sama ini sudah dilakukan dengan tahap uji coba sebelum di komersialkan sepenuhnya pada kuartal III 2022 dan program kerjasama ini akan diperluas di masa mendatang agar dapat memungkinkan pengiriman uang antarnegara secara real-time antara Indonesia dan Malaysia," katanya.

Anggini menyatakan, pihaknya optimis program ini mampu meningkatkan efisiensi transaksi, mendukung digitalisasi perdagangan dan investasi, serta memperkuat stabilitas makro ekonomi dengan mempromosikan penggunaan Local Currency Settlement/LCS (penyelesaian transaksi dengan mata uang lokal) secara lebih luas antara Malaysia dan Indonesia.


 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Evi Ratnawati


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023