Kota Pontianak meraih penghargaan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) atas keberhasilan dalam menurunkan angka prevalensi stunting, hal itu terungkap berdasarkan Data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022.

 “Diawal tahun 2021 semasa pandemi masih melanda, angka stunting di Kota Pontianak masih 24,4 persen. Kemudian di tahun 2022, angka stunting berhasil diturunkan sebanyak 4,7 persen, sehingga menjadi 19,7 persen,” kata Wali Kota Pontianak, Bahasan usai menerima penghargaan di Hotel Mercure Pontianak, Rabu.

Bahasan yang juga merupakan Ketua Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) Kota Pontianak itu mengatakan, keberhasilan ini tentu tidak terlepas dari dukungan dan upaya Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, apa lagi Kota Pontianak adalah ibu kota provinsi. Semua stakeholder dan pemangku kepentingan bersinergi untuk bergerak dan berupaya menurunkan angka stunting di Kota Pontianak.

"Dengan melibatkan berbagai pihak, sinergitas itu terbangun untuk menurunkan angka stunting, termasuk para pelaku usaha yang ada di Kota Pontianak. Mereka itu terlibat menjadi bapak asuh atau bunda asuh sehingga warga yang terkena stunting ini mendapatkan asupan gizi yang mencukupi," terang Bahasan.

Bahasan menambahkan, Kota Pontianak fokus pada 10 kelurahan yang rentan kasus stunting. Untuk penanggulangan penurunan angka stunting, pihaknya mengembangkan sebuah aplikasi bernama Pontianak Zero Stunting. Dalam aplikasi itu data-data warga lengkap by name by address.

"Kami sekarang lebih mengurangi rapat-rapat di kantor untuk membahas persoalan stunting. Akan tetapi kami lebih sering ke lapangan untuk melihat langsung kondisi fakta di lapangan dan hasilnya sangat optimal dalam menurunkan angka stunting di Kota Pontianak," ungkap Bahasan.

Menurutnya salah satu inovasi yang dikembangkan di Kota Pontianak adalah intervensi spesifik. Intervensi spesifik yang dilaksanakan, mulai dari pelayanan kesehatan terpadu untuk calon pengantin, pelayanan kesehatan remaja putri untuk mencegah anemia sejak dini, pendampingan ibu hamil, kelas pemberian makan bayi dan anak.

"Kami juga menggerakkan bagaimana memasyarakatkan gemar makan ikan untuk meningkatkan konsumsi protein hewani pada balita di Kota Pontianak," terang Bahasan.

Ketua TPPS Pontianak itu juga mengatakan, sebagai ujung tombak dalam upaya percepatan penurunan stunting, para Tim Pendamping Keluarga (TPK) bisa memberikan penyuluhan serta melakukan langkah-langkah surveilan kepada keluarga berisiko stunting

“Untuk itu kami meminta peran aktif para TPK dalam percepatan penurunan stunting, terutama kaum ibu, untuk terus melakukan pendampingan kepada keluarga, ibu-ibu hamil maupun yang melahirkan, terutama terhadap anak-anak balita yang terindikasi stunting," tutup Bahasan.

Pewarta: Slamet Ardiansyah

Editor : Evi Ratnawati


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023