Masjid Agung Al Falah merupakan satu di antara masjid megah yang berdiri di Jalan Haji Rais A. Rachman, Kelurahan Sungai Jawi Dalam, Kota Pontianak, yang memiliki ciri khas menara setinggi 25 meter.
"Pembangunan menara ini mendapat bantuan dari Bapak Oesman Sapta Odang melalui Bapak Haji Anwar. Awalnya menara ini ingin dibangun setinggi 30 meter mengikuti jumlah juz di Al Quran, namun dikhawatirkan kondisi tanah yang tidak kuat maka didirikan setinggi 25 meter mengikuti jumlah nabi," kata Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Masjid Al Falah Erwin Yurizal di Pontianak, Sabtu.
Masjid ini berdiri sejak tahun 1961 dan didirikan oleh beberapa ulama ternama di Kota Pontianak. Mereka di antaranya adalah Kiai Haji Sya’rani Baiduri, Abdussyukur Badri, Habib Saleh Al-Hadad, dan beberapa pendiri lainnya.
Pada awalnya, masjid ini masih berbentuk sebuah bangunan urau dan berdiri di atas tanah yang dimiliki oleh seseorang yang dikenal dengan nama Datuk Bagung sebagai satu di antara pemilik tanahnya. Masjid ini pada mulanya dikelola oleh yayasan, kemudian berubah menjadi lembaga. Dan sekarang menjadi pengurus masjid saja tanpa adanya yayasan atau lembaga.
"Pada awalnya surau ini kan kecil, kita bebaskan tanah dan bertambah luas," ujar dia lagi.
Menurut keterangannya, sekarang ini pengurus Masjid Al Falah sedang membebaskan tanah untuk menambah luas yang berukuran 187 meter persegi. Masjid ini tidak diresmikan oleh pemerintah melainkan oleh imam-imam besar seperti Haji Abdussyukur Badri atau pada zamannya dikenal dengan nama Ustad Mukhlis.
Mengenai daya tampung masjid ini, dia menjelaskan bahwa Masjid Al Falah memiliki tiga lantai yaitu lantai satu, lantai kedua, dan lantai ketiga. Pada lantai pertama daya tampungnya antara 900-1.000 orang termasuk halaman teras depan, lantai kedua sekitar 600 orang, sedangkan lantai ketiga lebih banyak daripada lantai kedua.
Ia juga menjelaskan tentang kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh Masjid Al Falah meskipun sedang tidak di bulan Ramadhan.
"Setiap ba’da maghrib ada tausiyah setiap malam kecuali malam Jumat karena pada malam itu diadakan yasinan dan tahlil," katanya menjelaskan.
Ia mengatakan bahwa Masjid Al Falah ini cenderung memiliki nilai spiritual yang tinggi karena pendirinya adalah para ulama.
"Masjid ini memiliki pengaruh spiritual yang besar dari para ulama," ujarnya.
Mengenai pembangunan masjid ini, ia juga mengatakan masjid awalnya dibangun dengan dana yang kecil, kurang dari Rp100 juta.
"Masjid dibangun dengan luar biasa meskipun dananya kecil tetapi karena adanya keyakinan dari imam besar kita dan sumbangan dari donatur mengalir maka berdirilah masjid ini," kata dia.
Masjid ini juga memiliki pintu gerbang megah yang dibangun oleh Wali Kota Pontianak.
"Bapak Wali Kota punya anggaran mengenai pintu gerbang karena pemerintah mengambil halaman masjid untuk pelebaran jalan dan sebagai gantinya dibangun pintu gerbang yang megah meskipun sekarang belum selesai pembangunannya," jelasnya.
Baca juga: Keunikan Masjid Raya Singkawang di pusat keramaian kota
Baca juga: Masjid Syakirin laksanakan kegiatan rutin untuk isi momentum Ramadhan
Baca juga: Masjid Baiturrahim, strategis di perbatasan Sungai Jawi dan Pal 5
Baca juga: Melihat jejak sejarah dari Surau Raden Sulaiman Sambas
Baca juga: Melihat Masjid Batu, bangunan bersejarah di Kecamatan Teluk Pakedai
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Pembangunan menara ini mendapat bantuan dari Bapak Oesman Sapta Odang melalui Bapak Haji Anwar. Awalnya menara ini ingin dibangun setinggi 30 meter mengikuti jumlah juz di Al Quran, namun dikhawatirkan kondisi tanah yang tidak kuat maka didirikan setinggi 25 meter mengikuti jumlah nabi," kata Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Masjid Al Falah Erwin Yurizal di Pontianak, Sabtu.
Masjid ini berdiri sejak tahun 1961 dan didirikan oleh beberapa ulama ternama di Kota Pontianak. Mereka di antaranya adalah Kiai Haji Sya’rani Baiduri, Abdussyukur Badri, Habib Saleh Al-Hadad, dan beberapa pendiri lainnya.
Pada awalnya, masjid ini masih berbentuk sebuah bangunan urau dan berdiri di atas tanah yang dimiliki oleh seseorang yang dikenal dengan nama Datuk Bagung sebagai satu di antara pemilik tanahnya. Masjid ini pada mulanya dikelola oleh yayasan, kemudian berubah menjadi lembaga. Dan sekarang menjadi pengurus masjid saja tanpa adanya yayasan atau lembaga.
"Pada awalnya surau ini kan kecil, kita bebaskan tanah dan bertambah luas," ujar dia lagi.
Menurut keterangannya, sekarang ini pengurus Masjid Al Falah sedang membebaskan tanah untuk menambah luas yang berukuran 187 meter persegi. Masjid ini tidak diresmikan oleh pemerintah melainkan oleh imam-imam besar seperti Haji Abdussyukur Badri atau pada zamannya dikenal dengan nama Ustad Mukhlis.
Mengenai daya tampung masjid ini, dia menjelaskan bahwa Masjid Al Falah memiliki tiga lantai yaitu lantai satu, lantai kedua, dan lantai ketiga. Pada lantai pertama daya tampungnya antara 900-1.000 orang termasuk halaman teras depan, lantai kedua sekitar 600 orang, sedangkan lantai ketiga lebih banyak daripada lantai kedua.
Ia juga menjelaskan tentang kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh Masjid Al Falah meskipun sedang tidak di bulan Ramadhan.
"Setiap ba’da maghrib ada tausiyah setiap malam kecuali malam Jumat karena pada malam itu diadakan yasinan dan tahlil," katanya menjelaskan.
Ia mengatakan bahwa Masjid Al Falah ini cenderung memiliki nilai spiritual yang tinggi karena pendirinya adalah para ulama.
"Masjid ini memiliki pengaruh spiritual yang besar dari para ulama," ujarnya.
Mengenai pembangunan masjid ini, ia juga mengatakan masjid awalnya dibangun dengan dana yang kecil, kurang dari Rp100 juta.
"Masjid dibangun dengan luar biasa meskipun dananya kecil tetapi karena adanya keyakinan dari imam besar kita dan sumbangan dari donatur mengalir maka berdirilah masjid ini," kata dia.
Masjid ini juga memiliki pintu gerbang megah yang dibangun oleh Wali Kota Pontianak.
"Bapak Wali Kota punya anggaran mengenai pintu gerbang karena pemerintah mengambil halaman masjid untuk pelebaran jalan dan sebagai gantinya dibangun pintu gerbang yang megah meskipun sekarang belum selesai pembangunannya," jelasnya.
Baca juga: Keunikan Masjid Raya Singkawang di pusat keramaian kota
Baca juga: Masjid Syakirin laksanakan kegiatan rutin untuk isi momentum Ramadhan
Baca juga: Masjid Baiturrahim, strategis di perbatasan Sungai Jawi dan Pal 5
Baca juga: Melihat jejak sejarah dari Surau Raden Sulaiman Sambas
Baca juga: Melihat Masjid Batu, bangunan bersejarah di Kecamatan Teluk Pakedai
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023