Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari melaporkan warga Kota Padang, Sumatera Barat menjauhi laut pascagempa magnitudo 6,9 Mentawai-Siberut, Selasa dini hari. 

Abdul dalam keterangannya diterima di Jakarta, Selasa melaporkan gempa yang sebelumnya dilaporkan bermagnitudo 7,3 terasa kuat dengan guncangan lebih kurang 30 detik.

Skala gempa dirasakan dari lantai 5 Hotel Mercure Kota Padang di IV-V MMI, dinding berderik lampu bergoyang dan barang di atas meja ada yang jatuh.

"Masyarakat keluar rumah, sempat panik tapi terkendali. Saat ini sebagian ada yang evakuasi menjauhi laut," ujar Abdul.

Hingga 03.56 WIB tidak terlihat ada kondisi tidak normal dari air laut. Abdul melaporkan dari posisi di lantai Hotel Mercure Kota Padang, kurang lebih 200 meter dari bibir pantai, yang merupakan salah satu tempat evakuasi tsunami.

"Pantauan terbatas secara visual tidak terlihat ada kerusakan struktural, laporan detil masih menunggu dari BPBD," ujar dia.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan tsunami dari gempa magnitudo 7,3 Mentawai-Siberut teramati setinggi 11 cm pada Selasa dini hari.

“Tsunami teramati 11 cm, dari data tide gauge Stasiun Tanah Bala Nias Selatan,” ujar Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta.

Kekuatan gempa saat ini telah diperbarui menjadi magnitudo 6,9. Daryono mengungkapkan bahwa gempa merupakan megathrust event.

Gempa dirasakan di Siberut, Mentawai VI MMI, Pasaman Barat, Padang Pariaman, Agam, Padang V MMI, Gunung Sitoli, Padang Panjang, Pesisir selatan, Lima Puluh Kota, Solok Selatan, Solok, Bukittinggi, Padang Sidempuan III MMI, Labuhan Batu Bengkalis II MMI.

BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami untuk Sumatera Utara, pascagempa magnitudo (M) 7,3 pada Selasa pukul 03.00 WIB.

Episentrum gempa berada di 0.93 Lintang Selatan, 98.39 Bujur Timur, 177 km barat laut Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat dengan kedalaman 84 km.

BMKG mengimbau waspada untuk wilayah Pulau Tanabala, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara. Waktu tiba gelombang dapat berbeda. Gelombang yang pertama bisa saja bukan yang terbesar.
 

Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat mengajak masyarakat untuk bersama-sama melakukan mitigasi atau mengurangi risiko dan mempersiapkan diri dalam menghadapi terjadinya bencana baik itu bencana alam maupun nonalam.

"Kunci utama yaitu melakukan mitigasi bencana, upaya pencegahan bencana jangan sampai terlambat," kata Wakil Bupati Kapuas Hulu Wahyudi Hidayat, di Putussibau Kapuas Hulu, Kamis.

Disampaikan Wahyudi, masyarakat harus terlebih dahulu menumbuhkan kesadaran dan pemahaman terhadap risiko bencana, sehingga perlu dilakukan sosialisasi agar masyarakat mengetahui langkah-langkah yang dilakukan dalam baik pencegahan maupun penanganan bencana.

Menurutnya, dalam mitigasi bencana pemerintah daerah tidak bisa bekerja sendiri perlu melibatkan semua pihak termasuk kerjasama dengan lapisan masyarakat. Baca selengkapnya: Masyarakat Kapuas Hulu diajak melakukan mitigasi hadapi bencana

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023