Pemerintah Indonesia menyampaikan dukungan untuk penerapan teknologi tinggi guna menerapkan ekonomi bersih dan berkelanjutan seperti penggunaan amonia biru dan hijau, reaktor modular kecil (Small Modular Reactors/SMR), ataupun teknologi energi berkelanjutan berbasis hidrogen.

Dukungan itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) di Detroit, AS, sebagaimana keterangan di Jakarta, Minggu malam.

“Beberapa negara anggota IPEF berminat memperkenalkan inisiatif hidrogen dalam kawasan Indo-Pasifik guna mendorong penyebaran hidrogen berkarbon rendah dan hidrogen terbarukan beserta turunannya,” tulis Kemenko Perekonomian dalam keterangannya.

Airlangga, dalam pertemuan yang membahas Pilar III IPEF mengenai Ekonomi Bersih, itu juga menanyakan klarifikasi perihal keterkaitan kebijakan investasi dalam IPEF dan The Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII).

Pemerintah AS menyebutkan bahwa kebijakan investasi IPEF dan PGII akan menjadi dua hal yang terpisah.

Menurut Airlangga, partisipan dalam IPEF menyambut baik perkembangan perundingan dalam Pilar III terkait Ekonomi Bersih dan sepakat untuk menjajaki berbagai cara dalam mencapai sasaran antisipasi perubahan iklim masing-masing negara, sebagaimana telah disampaikan dalam IPEF Ministerial Statement pada September 2022.

Bidang kerja sama yang akan dimajukan dalam Pilar III IPEF antara lain pada bidang penelitian, komersialisasi, ketersediaan, aksesibilitas serta penerapan energi bersih ataupun teknologi ramah iklim.

IPEF, menurut Kemenko Perekonomian, juga akan memfasilitasi investasi dalam proyek-proyek terkait sasaran perubahan iklim.

Dengan mendukung kebijakan dan pasar pada area ekonomi bersih, IPEF berusaha mewujudkan energi yang berkelanjutan, tangguh, dan terjangkau dalam kawasan Indo-Pasifik.

Tidak hanya itu, IPEF juga akan mempertimbangkan kondisi nasional dan kebutuhan pembangunan tiap negara anggota IPEF dalam bidang ekonomi bersih.

Pada area ketenagakerjaan dan ekonomi bersih, kata Airlangga, negara anggota IPEF juga berkomitmen mempromosikan just transition melalui penciptaan pekerjaan yang layak, lapangan kerja berkualitas, dan hak-hak buruh yang didasarkan pada Deklarasi International Labour Organization (ILO).

Untuk memajukan perundingan dan kerjasama dalam ekonomi bersih, partisipan IPEF akan meningkatkan upaya mereka dalam mencapai standar pembangunan tinggi dan saling menguntungkan dalam putaran negosiasi yang akan datang.

Turut hadir bersama Menko Airlangga, adalah Menteri Perindustrian Agus Gumiwang dan Dubes RI Rosan Roeslani.
 


Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva menyebutkan, Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang jauh di atas rata-rata pertumbuhan dunia dan masih terjaga dengan baik di tengah ketidakpastian.

“Di tengah situasi ekonomi dunia yang diwarnai banyak ketidakpastian, ekonomi Indonesia cukup baik dan stabil dengan pertumbuhan ekonomi yang jauh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia,” kata Kristalina dalam pertemuan dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di sela rangkaian KTT G7 di Hiroshima, Jepang, Sabtu, sebagaimana keterangan Biro Pers Sekretariat Presiden.

Presiden Jokowi menyampaikan bahwa ekonomi Indonesia diperkirakan akan tumbuh 5,1 persen pada 2023, dan 5 persen pada 2024. Pada kuartal I 2023, Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi 5,03 persen (yoy).

Melihat hal tersebut, IMF berharap Indonesia dapat ikut serta dalam memberikan bantuan kepada negara berkembang lainnya.

“IMF harapkan bantuan Indonesia kepada negara berkembang lain, terutama di bidang pengentasan kemiskinan,” kata Kristalina.

Kristalina juga menilai bahwa Indonesia memiliki peran penting di tengah situasi dunia yang sedang menghadapi banyak tantangan saat ini. Indonesia dinilai mampu untuk menjalin hubungan dan berkomunikasi dengan semua pihak.

“Indonesia dapat berbicara dengan semua negara, semua pihak, dan di tengah dunia yang hadapi banyak tantangan seperti saat ini, diperlukan lebih banyak lagi peran seperti yang dimainkan oleh Indonesia,” kata dia.

sementara itu, Presiden Jokowi juga menyambut baik peluncuran Agenda Kebijakan Global IMF serta pembentukan sistem peringatan dini (early warning system) yang dinilai penting.Baca selengkapnya: Ekonomi RI jauh di atas rata-rata pertumbuhan dunia




 

Pewarta: Indra Arief Pribadi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023