Jakarta (ANTARA) - Ekonom senior sekaligus dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI) Teguh Dartanto menilai, jaminan sosial menjadi kunci dalam meningkatkan produktivitas pekerja demi pertumbuhan ekonomi.
"Untuk meningkatkan produktivitas salah satunya adalah dengan jaminan sosial ketenagakerjaan. Ini adalah sebuah korelasi antara produktivitas dan cakupan jaminan sosial ketenagakerjaan, ternyata memang ada korelasi positif," kata Teguh dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Menurutnya, dengan memperluas cakupan kepesertaan jaminan sosial akan meningkatkan produktivitas. Namun, dia menambahkan, hal ini memerlukan gagasan baru.
Masyarakat Indonesia, katanya, selama ini hanya diberikan bansos dan disuruh untuk produktif. Namun, hal ini masih dianggap kurang untuk membuat para pekerja produktif.
Dia menjelaskan jaminan sosial sangat diperlukan, terlebih hampir 60 persen pekerja di Indonesia adalah informal.
Dia menuturkan terkait pekerja informal, saat mengalami kecelakaan kerja, kondisi ekonomi akan langsung menurun.
"Dan pekerja informal itu ketika ada kecelakaan kerja atau kematian pencari nafkah utama, langsung kondisinya drop, jatuh miskin. Ini yang terjadi. Nggak perlu semuanya (jamsos), minimum aja, jaminan kecelakaan kerja (JKK) dan jaminan kematian (JKM) itu sudah cukup untuk melindungi pekerja informal agar produktif," jelas Teguh.
Dalam beberapa studi, jaminan sosial terbukti sangat berperan dalam peningkatan ekonomi untuk jangka panjang. Sehingga perluasan cakupan kepesertaan jaminan sosial sangat diperlukan.
"Dalam jangka panjang, cakupan itu bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menurunkan ketimpangan, dan juga bisa memberikan kepuasan kepada tenaga kerja. Konsep inilah yang perlu kita bangun di Indonesia, karena masih belum komperhensif," ujarnya.