Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga mengatakan bahwa pemerintah terus berupaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Sebagaimana dikutip dalam siaran pers kementerian di Jakarta, Minggu, dia mengemukakan bahwa peningkatan peran laki-laki dalam pengasuhan anak dan kontrasepsi bisa berpengaruh nyata terhadap penurunan angka kematian ibu dan bayi.
"Kita memang masih dalam pengaruh patriarki yang kuat, namun hal ini optimistis kita bisa perbaiki bersama. Pengasuhan dan pendidikan anak bukanlah tugas ibu semata, tetapi perlu dibagi secara setara antara ibu dan ayah," katanya.
Dia menyampaikan bahwa kematian ibu berpengaruh besar terhadap kelangsungan hidup anak dan ketahanan keluarga yang ditinggalkan.
Lebih dari 50 persen bayi yang ibunya meninggal saat melahirkan, menurut dia, meninggal sebelum berusia satu tahun. Dengan kata lain, kematian ibu melahirkan akan meningkatkan risiko kematian bayi.
Oleh karena itu, pemerintah menargetkan angka kematian ibu (AKI) dapat diturunkan menjadi 183 kasus per 100.000 kelahiran hidup pada 2024 dan angka kematian bayi (AKB) bisa turun menjadi 16 per 1.000 kelahiran hidup pada 2024.
"Jika melihat data BPS tahun 2020 dimana AKI di Indonesia tercatat 189 per 100.000 kelahiran dan AKB sebesar 16,85 per 1.000 kelahiran hidup, maka angka ini masih jauh dari target," kata Bintang.
Dia menekankan pentingnya komitmen dan kerja keras semua pemangku kepentingan yang mengampu penanganan masalah perempuan dan anak untuk mencapai target penurunan AKI dan AKB tahun 2024.
Baca juga: Kemenkes RI fokus tingkatkan KB pascapersalinan turunkan stunting dan AKI
Baca juga: Pernikahan dini tingkatkan angka kematian ibu dan bayi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
Sebagaimana dikutip dalam siaran pers kementerian di Jakarta, Minggu, dia mengemukakan bahwa peningkatan peran laki-laki dalam pengasuhan anak dan kontrasepsi bisa berpengaruh nyata terhadap penurunan angka kematian ibu dan bayi.
"Kita memang masih dalam pengaruh patriarki yang kuat, namun hal ini optimistis kita bisa perbaiki bersama. Pengasuhan dan pendidikan anak bukanlah tugas ibu semata, tetapi perlu dibagi secara setara antara ibu dan ayah," katanya.
Dia menyampaikan bahwa kematian ibu berpengaruh besar terhadap kelangsungan hidup anak dan ketahanan keluarga yang ditinggalkan.
Lebih dari 50 persen bayi yang ibunya meninggal saat melahirkan, menurut dia, meninggal sebelum berusia satu tahun. Dengan kata lain, kematian ibu melahirkan akan meningkatkan risiko kematian bayi.
Oleh karena itu, pemerintah menargetkan angka kematian ibu (AKI) dapat diturunkan menjadi 183 kasus per 100.000 kelahiran hidup pada 2024 dan angka kematian bayi (AKB) bisa turun menjadi 16 per 1.000 kelahiran hidup pada 2024.
"Jika melihat data BPS tahun 2020 dimana AKI di Indonesia tercatat 189 per 100.000 kelahiran dan AKB sebesar 16,85 per 1.000 kelahiran hidup, maka angka ini masih jauh dari target," kata Bintang.
Dia menekankan pentingnya komitmen dan kerja keras semua pemangku kepentingan yang mengampu penanganan masalah perempuan dan anak untuk mencapai target penurunan AKI dan AKB tahun 2024.
Baca juga: Kemenkes RI fokus tingkatkan KB pascapersalinan turunkan stunting dan AKI
Baca juga: Pernikahan dini tingkatkan angka kematian ibu dan bayi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023