Pontianak (ANTARA) - Akademisi Fakultas Kedokteran Untan Pontianak Agus Fitriangga mengatakan Dinas Kesehatan Kota Pontianak harus kembali mengedukasi masyarakat terkait dengan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang sesuai protokol kesehatan di tengah pandemi COVID-19.
"Masyarakat harus diberitahu, bahwa tidak perlu khawatir untuk melakukan pengecekan kesehatan di berbagai fasilitas kesehatan selama pandemi COVID-19, karena petugas kesehatan sudah diberikan kelengkapan APD dalam pencegahan penularan COVID-19," katanya di Pontianak, Rabu.
Hal itu, katanya, perlu dilakukan menyusul semua pelayanan kesehatan, menurut data Dinkes Kota Pontianak menurun, salah satunya berdampak pada angka kematian ibu melahirkan dan angka kematian bayi di Kota Pontianak meningkat, akibat pandemi COVID-19.
"Karena selama empat bulan terakhir memang ada penurunan pelayanan kesehatan, baik oleh petugas maupun masyarakat sendiri, yang khawatir untuk memeriksakan kesehatannya, sehingga dalam hal ini Dinkes Kota Pontianak perlu kembali melakukan edukasi terkait itu," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Sidiq Handanu mengatakan hingga saat ini tercatat tujuh ibu melahirkan yang meninggal, sedangkan pada 2019 tercatat lima.
Selain angka kematian ibu melahirkan yang meningkat, menurut Sidiq, angka kematian bayi juga mengalami peningkatan sebagai dampak pandemi COVID-19.
"Peningkatan kematian ibu dan bayi ini dampak pandemi, sehingga aktivitas pelayanan kesehatan juga sangat berdampak sekali dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat, termasuk pada ibu dan bayi," ungkapnya.
Ia mengatakan adanya beberapa keterlambatan yang dialami dalam penanganan pelayanan kesehatan, baik kepada ibu yang melahirkan maupun bayi.
"Seharusnya dalam setahun di Kota Pontianak paling tinggi lima atau enam kasus kematian ibu melahirkan, tetapi saat ini baru enam bulan sudah tujuh yang meninggal," ujarnya.
Sidiq menambahkan pandemi COVID-19 sebenarnya tidak hanya berdampak pada pelayanan kesehatan ibu dan bayi, melainkan semua sektor terdampak virus.
"Kami akan evaluasi semua pelayanan kesehatan pada masyarakat di masa pandemi COVID-19, yang jelas dalam tiga bulan terakhir semua aktivitas pelayanan kesehatan sangat berdampak sekali," katanya.
Semuanya, menurut dia, mengalami gangguan, walaupun petugas kesehatan tidak melakukan kerja di rumah, tetapi dampak pandemi, masyarakat juga enggan berkunjung ke fasilitas kesehatan.
"Ditambah fokus kita juga pada penanganan pandemi COVID-19, sehingga yang perlu dijaga sekarang jangan sampai terjadi kasus-kasus KLB (Kejadian Luar Biasa), seperti pada kasus DBD (Demam Berdarah Dengue)," katanya.
Baca juga: Mempawah pastikan pelayanan kesehatan dan KB tetap optimal
Baca juga: Satgas TMMD berikan pelayanan kesehatan gratis pada masyarakat Pal 9
Baca juga: Bupati Sekadau buka pelayanan kesehatan dan sunatan massal gratis