Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Kalimantan Barat mengumumkan perluasan cakupan evaluasi perencanaan dan anggaran pada lima program/kegiatan pemerintah daerah pada tahun 2025. 

"Evaluasi yang sebelumnya hanya mencakup sektor pengentasan kemiskinan dan penurunan stunting pada tahun 2024, kini diperluas menjadi lima sektor: pendidikan, kesehatan, pengentasan kemiskinan, penurunan stunting, dan peningkatan ketahanan pangan," kata Kepala Perwakilan BPKP Kalimantan Barat, Rudy M. Harahap, di Pontianak, Selasa.

Ia mengatakan dari total anggaran Rp6,69 triliun pada 2024, BPKP mengevaluasi Rp1,11 triliun. Rudy menjelaskan, hasil evaluasi menunjukkan sektor stunting memiliki risiko ketidakefektifan sebesar 15,54 persen. Hal ini berdampak pada rendahnya pencapaian kinerja makro penanganan stunting di Kalimantan Barat.

"Sektor stunting perlu mitigasi risiko dengan revisi rencana dan anggaran agar kinerja makro lebih optimal," ucapnya.

Sebaliknya, sektor pengentasan kemiskinan menunjukkan risiko ketidakefektifan yang lebih rendah, hanya 2,69 persen, dengan capaian kinerja makro yang lebih baik.

"Pada 2025, evaluasi akan mencakup lima sektor strategis yaitu bidang Pendidikan, Kesehatan, Pengentasan Kemiskinan, Penurunan Stunting dan Peningkatan Ketahanan Pangan," katanya.

Dia mengatakan, evaluasi ini akan mempertimbangkan relevansi rencana dan anggaran pemerintah daerah dengan delapan Quick Win dalam Asta Cita Presiden Prabowo. Quick Win tersebut mencakup program pemberian makan siang dan susu gratis, cetak lahan pertanian, renovasi sekolah, hingga peningkatan rasio penerimaan negara terhadap PDB.

Lanjut dia, melalui evaluasi komprehensif ini, BPKP berharap perencanaan dan anggaran yang lebih terfokus dapat mendorong peningkatan efektivitas program, terutama dalam sektor-sektor strategis yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.

"Kami akan terus bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk memastikan keberhasilan program-program prioritas ini," kata Rudy.
 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2025