Taipei (ANTARA Kalbar) - Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei menyatakan bahwa tenaga ahli dari Indonesia berpeluang dan memiliki prospek besar untuk bekerja di Taiwan.
"Pekerja yang memiliki keahlian khusus sangat dibutuhkan di Taiwan. Ini peluang bagus untuk warga Indonesia yang berskill tinggi," ujar Wakil Kepala KDEI di Taipei, Suhirto, di sela kunjungan kerja Pemprov Jatim ke Taipei, Sabtu.
Beberapa tenaga ahli yang dibutuhkan antara lain dokter, tenaga pendidik seperti guru dan dosen, ahli teknologi dan bidang lainnya. Warga Indonesia yang ingin bekerja di Taiwan, katanya, sangat diperkenankan dan memiliki peluang besar.
Menurut Suhirto, mayoritas tenaga ahli di Taiwan bekerja di luar negeri, seperti dokter yang kebanyakan ke Singapura, guru atau dosen ke Hong Kong, serta ahli teknologi informasi yang ke Korea Selatan.
Suhirto juga menjelaskan, jumlah TKI yang tersebar di sejumlah kota di Taiwan sekitar 181.000 orang dengan 80 persen di antaranya wanita. Mayoritas, jumlah TKI terbanyak berada di New Taipei, kemudian Taipei.
Tidak hanya bekerja sebagai buruh pabrik, para tenaga kerja asal Indonesia ada juga yang bekerja sebagai penjaga orang tua dan orang sakit. Di Taiwan, kata dia, para TKI sangat dihargai dan tidak pernah mendengar mendapat perlakuan tidak menyenangkan di tempatnya bekerja.
Kendati demikian, sejumlah TKI di Taiwan bukannya tanpa masalah. Dari 181.000 orang, terdapat 15.000 orang diantaranya adalah TKI kaburan, atau TKI yang ingin pulang ke negara asalnya.
"Alasannya macam-macam, seperti tidak betah karena berbeda budaya, salah penempatan kerja, dan tertipu. Tapi terlepas dari itu semua, TKI di Taiwan sangat dihargai. Saya sudah berkunjung dan mengetahuinya langsung," tutur dia.
(PSO-165)