Jakarta (ANTARA Kalbar) - Setelah sekitar 14 tahun tidak mengendalikan harga dan mengelola persediaan gula, kini Perum Bulog ingin menjadi stabilisator gula dan minyak goreng, dan niat ini sudah diajukan kepada pemerintah.
Menurut Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso, pihaknya sudah melakukan diskusi dengan "holding" BUMN perkebunan dan 12 anak perusahaannya, serta Kementerian BUMN sebagai penyediaan pasokan, terutama gula dan minyak goreng.
"Karena kami sudah memiliki Bulogmart sehingga bisa menyuplai gula bagi masyarakat," kata Sutarto di Jakarta, Rabu.
Sutarto mengungkapkan, tahun ini Bulogmart akan berjumlah 100 gerai Bulogmart di seluruh Indonesia. Saat ini, Bulog sudah memiliki Bulogmart di lima kota, yaitu Bandung, Semarang, Malang, Makassar, dan Lampung.
"Rencananya ke depan, akan ada 1.000 unit lagi. Investasinya sih tidak masalah, karena kita punya tempat sekitar 1.700-1.800 unit untuk mengembangkan Bulogmart," tuturnya.
Program Bulogmart adalah perdagangan yang bersifat "wholesale" (dengan pembentukan distribution center) dan ritel (pembentukan outlet) dan terkait dengan upaya stabilisasi harga.
Ia menilai bila Bulog menjadi penyanggah gula, maka penugasan-penugasan gula diserahkan kepada Bulog. Misalnya, Bulog dapat membeli gula dari PT Perkebunan Nusantara yang fokus dalam produksi gula.
"Bulog harus punya cadangan sendiri, tentunya sinergi dengan PTPN. Kita bisa jadi 'offtaker'," terangnya.
(SSB)
Bulog Ingin Jadi Stabilisator Gula dan Minyak Goreng
Rabu, 4 Juli 2012 23:28 WIB
Rencananya ke depan, akan ada 1.000 unit lagi. Investasinya sih tidak masalah, karena kita punya tempat sekitar 1.700-1.800 unit untuk mengembangkan Bulogmart.