Makassar (ANTARA) -
Pemerintah Australia menyiapkan 20 program beasiswa untuk Indonesia Timur di tahun 2024 dalam memperkuat hubungan diplomatik Pemerintah Indonesia-Australia.
Konsul-Jenderal Australia Todd Dias mengatakan bahwa sebagai Konsul Jenderal Australia selalu mencari kesempatan untuk orang dari Indonesia Timur, khususnya Sulawesi Selatan, agar mendapatkan beasiswa atau kursus singkat di Australia.
"Tahun lalu ada 10 kursus singkat, tahun ini ada 20 kursus. Saya umumkan tiap kali ada kursus singkat di media sosial dan saya juga keliling ke kampus-kampus untuk kuliah umum mahasiswa dan saya ingin meningkatkan jumlah alumni Australia di sini," kata Dias pada pertemuan Alumni Australia di Kota Makassar, Sabtu.
Bagi Dias, dirinya juga gencar memberikan informasi kepada para mahasiswa di berbagai kampus terkait keberlanjutan pendidikan S2 dan S3 melalui Ikatan Alumni Mahasiswa Australia (IKAMA).
"Saya sendiri sebagai alumni pertukaran pelajar Indonesia-Australia dan saya jatuh cinta dengan Indonesia. Harapan saya mereka (alumni) punya feeling yang sama," ujarnya.
Giat ini sebagai rangkaian networking di Makassar merayakan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Australia. Ratusan alumni Australia, perwakilan perusahaan Australia dan komunitas pemuda yang memiliki ketertarikan dengan Australia berkumpul di Makassar.
Acara networking ini merupakan kesempatan bagi alumni Australia untuk mempromosikan bisnis, proyek, dan aktivitas mereka. Kegiatan ini juga kami selenggarakan berdasarkan pada feedback para alumni bahwa mereka sangat ingin mendapatkan kesempatan networking," urainya.
Tahun ini adalah peringatan HUT ke-75 tahun hubungan diplomatik formal antara Indonesia dan Australia. Australia memainkan peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Setelah proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945, diperlukan waktu empat tahun perundingan diplomatik sebelum Belanda melepaskan kendalinya atas Indonesia.
Peringatan tahun ini terjadi satu tahun setelah peringatan HUT ke-70 tahun program beasiswa Australia. Program ini dimulai pada tahun 1953 dan merupakan program beasiswa luar negeri terlama di Indonesia, dengan lebih dari 200.000 alumni di Indonesia.
Selama lebih dari tujuh dekade, Australia telah bermitra dengar Indonesia dalam pengembangan sumber daya manusia, menanggapi prioritas pembangunan sosial dan ekonomi, serta mempertahankan hubungan yang erat antara Indonesia dan Australia.
"Makassar memiliki hubungan sejarah yang lama dengan Australia sejak beberapa abad yang lalu, melalui transaksi perdagangan antara masyarakat Sulawesi yang mencari teripang di Australia dan penduduk asli Australia bagian utara," ujarnya.
Bagi Rektor Universitas Hasanuddin ini, Australia sebagai negara Maju yang dekat secara geografis dengan Indonesia memberikan berkah tersendiri untuk Unhas lantaran memberikan akses beasiswa pendidikan.
"Kami mengapresiasi kepada Pemerintah Indonesia yang telah menjaga hubungan bilateral dan saling mendekat antara Indonesia dan Australia," kata Prof JJ sapaannya.