Pontianak (ANTARA Kalbar) - Kepala Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat Yomin Tofri menyatakan, pertumbuhan industri jenis makanan khususnya CPO (crude palm oil) pada triwulan III di provinsi itu sebesar 10,12 persen.
"Pertumbuhan produksi manufaktur besar dan sedang Kalbar triwulan III sebesar 4,57 persen atau di atas angka nasional 2,06 persen," kata Yomin Tofri di Pontianak, Jumat.
Ia menjelaskan, terjadinya kenaikan pada triwulan III, karena dipengaruhi pertumbuhan pada industri makanan, seperti CPO sebesar 10,12 persen, industri makanan lainnya 5,39 persen, industri karet dan barang dari karet, serta plastik sebesar 0,63 persen, sementara barang dari kayu dan anyaman mengalami penurunan 0,11 persen.
Data BPS Kalbar, mencatat nilai ekspor provinsi itu sepanjang September 2012, mengalami kenaikan sebesar 11,59 persen, dari sebelumnya 77,43 juta dolar AS menjadi 86,40 juta dolar AS.
Kenaikan ekspor Kalbar dipicu oleh komoditas karet, biji kerak dan abu logam yang menyumbang sebesar 94,63 persen dari total nilai ekspor Kalbar, kata Yomin.
Untuk nilai impor Kalbar, sepanjang September 2012 mengalami penurunan sebesar 43,48 persen, dari 57,30 juta dolar AS, turun menjadi 32,39 juta dolar AS, kata Yomin.
Kepala BPS Kalbar mengatakan, tiga golongan penyumbang impor terbesar di provinsi itu, yakni bahan bakar mineral sebesar 55,73 persen, mesin-mesin pesawat sebesar 16,56 persen, kapal laut sebesar 6,23 persen atau total 78,52 persen dengan nilai 25,43 juta dolar AS.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalbar Soezarsono Soekran menyatakan, di provinsi itu sudah selayaknya dibangun pelabuhan internasional guna memudahkan aktivitas ekspor berbagai komoditas unggulannya.
Berbagai komoditas unggulan Kalbar yang hingga kini tidak bisa diekspor langsung, diantaranya CPO, pertambangan dan karet, kata Soezarsono.
Data Pemerintah Provinsi Kalbar, pembangunan pelabuhan internasional rencananya akan dibangun di Sungai Kunyit, Kabupaten Pontianak, dengan luas lahan 350 hektare dengan nilai investasi sebesar sekitar Rp7 triliun atau sekitar 737 miliar dolar AS.
(A057)
Pertumbuhan Industri CPO Kalbar 10,12 Persen
Jumat, 2 November 2012 15:58 WIB