Jakarta (Antara Kalbar) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan inisiatif pertemuannya dengan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto ataupun dengan tujuh purnawirawan jenderal TNI Angkatan Darat bukan dari pihak Istana.
"Saya takut memanggil-manggil orang, nanti fitnah, dibilang cuci otak," kata Kepala Negara menjawab pertanyaan dalam pertemuan dengan sejumlah Pemimpin Redaksi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat.
Sejumlah Pemred yang hadir pada pertemuan selama 2,5 jam sejak pukul 09.00 WIB itu antara lain Ketua Forum Pemred Wahyu Muryadi (Majalah Tempo), Sekretaris Forum Pemred Akhmad Kusaeni (LKBN Antara), Syamsuddin Chaesy (Jurnal Nasional), Rikard Bagun (Kompas), Arifin Asyidad (Detik.com), Putra Nababan (Metro TV), Nasihin Masha (Republika) dan Primus Dorimulu (Suara Pembaruan).
Sedangkan SBY didampingi Wapres Boediono, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Mensesneg Sudi Silalahi, Sekretaris Kabinet Dipo Alam dan seluruh staf khusus presiden.
Presiden Yudhoyono menjelaskan bahwa banyak sekali pihak-pihak yang ingin bertemu dengan dirinya. Kadang-kadang presiden menerima tamu itu jam dua dinihari karena tamunya itu datang dengan penerbangan terakhir.
Begitu juga dengan sahabat-sahabatnya para jenderal purnawirawan yang bertemu dengan SBY pada Rabu (13/3).
"Pertemuan dengan tujuh jenderal atas permintaan mereka lewat pak Sudi. Pak Prabowo melalui SMS kepada saya," kata Presiden menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya supaya tidak terjadi kesimpang-siuran informasi.
SBY mengakui dengan Prabowo Subianto saling berkomunikasi. Hubungan dengan Prabowo sudah terjalin sejak sama-sama bertugas di TNI sejak dahulu sampai sekarang sebagai sesama pemimpin partai.
"Prabowo kirim SMS ketika sedang di luar negeri dan mengatakan siap bertemu saya setelah ia kembali ke Tanah Air," kata Presiden.
Begitu juga Pemimpin Ormas-Ormas Islam yang menemuinya pada Kamis (14/3).
"Itu lewat Pak Jusuf," katanya.
Jusuf adalah salah seorang Staf Khusus Presiden.
Pimpinan 13 Ormas Islam di tanah air yang tergabung dalam Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOMI) dipimpin Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH.Said Aqil Siraj menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di kantor Presiden, Jakarta, Kamis (14/3) sore. Mereka menyatakan akan mendukung pemerintahan SBY hingga akhir masa jabatannya pada 2014.
Selain itu, tujuh jendral purnawiran TNI yang mengaku mendengar adanya gerakan-gerakan yang tidak menginginkan pemerintahan SBY - Boediono menyelesaikan masa tugasnya hingga 2014 mendatang, menyatakan bahwa mereka menolak gerakan-gerakan tersebut, karena selain inkonstitusional gerakan itu merugikan rakyat Indonesia.
Sedangkan Prabowo Subianto menilai manajemen pemerintah saat ini cukup baik. Walaupun sering menyampaikan kritiknya yang tajam pada pemerintah, namun Prabowo juga mengakui sudah banyak yang dilakukan pemerintah.
Prabowo mengakui adanya kesamaan pandangan dirinya dengan Presiden SBY dalam pengentasan kemiskinan, dan tentang kemandirian bangsa, terutama dengan keputusan SBY yang menarik Indonesia keluar dari Dana Moneter Internasional (IMF).