Paris (Antara Kalbar/AFP) - Dua wartawan yang bekerja untuk saluran radio Prancis telah hilang di Suriah yang dilanda perang karena tidak ada kabar dari mereka dalam 24 jam, kata atasan mereka di radio Europe 1 Jumat pagi.
Kedua wartawan itu bernama Didier Francois, seorang reporter berpengalaman di daerah konflik, dan fotografer Edouard Elias, kata stasiun radio itu dalam satu pernyataan kepada AFP.
Mereka menambahkan bahwa pihaknya bekerja dengan otoritas Prancis untuk memperoleh informasi lebih lanjut.
Pernyataan itu muncul tak lama setelah Presiden Prancis Francois Hollande menyerukan bagi pembebasan dua wartawan Prancis yang hilang di Suriah.
"Saya menuntut bahwa wartawan tersebut segera dibebaskan," kata Hollande kepada para wartawan di Jepang, tempat dia saat ini sedang berkunjung, tanpa menyebutkan nama atau afiliasi dari mereka yang hilang.
Para wartawan "bukan perwakilan dari suatu negara, mereka adalah orang-orang yang bekerja agar dunia dapat menerima informasi, kata Hollande.
"Pers harus beredar di Suriah dalam rangka memberikan berita yang ditunggu-tunggu oleh seluruh dunia" mengenai apa yang terjadi di negeri itu, katanya.
Sejak awal pemberontakan terhadap rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad Maret 2011, setidaknya 24 wartawan, termasuk beberapa orang asing, telah tewas dalam perselisihan tersebut, menurut kelompok Reporters Without Borders.
(A. Krisna)