"Pasar murah yang khusus menjual telur ini diadakan Pemkab Kubu Raya dan dilaksanakan hampir di semua kecamatan yang ada di Kubu Raya," kata Kepala Dinas Perindag Kubu Raya, Leydianto di Sungai Raya, Minggu.
Ia mengatakan telur murah itu dijual dengan subsidi yang diberikan Pemkab Kubu Raya, agar masyarakat bisa mendapatkan telur dengan harga yang terjangkau.
Dia menjelaskan, untuk berbelanja di pasar telur murah itu, masyarakat dibagikan kupon yang akan digunakan untuk membeli telur. Pembagian kupon itu untuk mempermudah masyarakat mendapatkan komoditas tersebut, itu juga dilakukan agar masyarakat tidak saling berebut mengingat harga telur sangat jauh turun dari harga di pasaran.
"Kalau pakai kupon biar konsumen bisa antre. Selain itu untuk antisipasi kecurangan, mengambil telur malah tidak bayar, tapi sudah kita batasi, masing-masing konsumen dapat membeli 60 butir telur," tuturnya.
Seperti tahun sebelumnya, kata Leydianto, pasar murah itu selalu diminati masyarakat, pasalnya mereka mendapat barang dengan harga yang murah. Jika di pasaran, harga satu butir telur Rp1.400, maka di pasar murah itu, masyarakat dapat membeli telur dengan harga Rp900 sampai dengan Rp1.000.
"Jika dibandingkan dengan harga telur di pasar, di bazar ini memang jauh berbeda," katanya.
Kendati demikian, masyarakat juga sempat mengeluh dengan dibukanya pasar murah itu. Pasalnya ini bukan pasar yang pertama kali dibuka. Sebelumnya telah dibuka pasar murah yang sama, namun barang yang disuplai berupa kebutuhan pokok seperti beras, sirup, gula dan lain-lain.
"Ini yang kedua kalinya digelar di desa kita. Kemarin juga sudah, tapi bukan telur yang disuplai, melainkan beras dan bahan-bahan pokok lainnya," katanya.
Keluhan masyarakat, tambah Leydianto, karena harga yang dilempar ke pasar murah tak jauh berbeda dengan yang ada di pasar. Selain itu, barang-barang yang disuplai juga dikemas dalam bentuk paket, sehingga menyulitkan masyarakat.
"Satu paket itu ada beras sama sirup, ada juga beras sama gula. Masing-masing paket memang beda-beda isinya, makanya masyarakat mengeluh karena tidak ingin membeli barang di paket, mereka menginginkan barang satuan," tuturnya.