Pontianak (Antara Kalbar) - Bank Indonesia mencatat aset perbankan gabungan di Provinsi Kalimantan Barat pada triwulan II Tahun 2013 sebesar Rp41,15 triliun atau tumbuh 4,83 persen dibanding triwulan sebelumnya 0,34 persen.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Kalbar Hilman Tisnawan di Pontianak, Rabu, mengatakan perkembangan di perbankan tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan yang lebih cepat baik dari sisi penyaluran kredit maupun penghimpunan dana pihak ketiga.
"Struktur perbankan di Kalbar masih didominasi kelompok bank umum konvensional," kata dia. Yakni dengan total aset Rp37,5 triliun atau 91,12 persen dari total aset perbankan di Kalbar. Sedangkan untuk kelompok bank umum syariah dan BPR, total asetnya masing-masing Rp2,67 triliun dan Rp989,12 miliar.
"Perkembangan kinerja volume usaha perbankan ini sejalan dengan meningkatnya aktivitas perekonomian di triwulan II 2013, seiring dengan dimulainya pengerjaan proyek-proyek," kata Hilman Tisnawan.
Jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun bank umum di Kalbar hingga triwulan II 2013 mencapai Rp33,51 triliun yang didominasi oleh dana murah, berupa tabungan dan giro, dengan porsi masing-masing sebesar 55,10 persen dan 20,23 persen.
Komponen giro mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 13,57 menjadi sebesar Rp6,78 triliun meski relatif lebih lambat dibandingkan triwulan I 2013 yang tercatat sebesar 29,00 persen.
Hal itu di antaranya dipengaruhi oleh melambatnya giro milik pemerintah pada triwulan laporan seiring dengan dimulainya pengerjaan proyek-proyek.
Sedangkan untuk tabungan, mengalami kontraksi sebesar 1,13 persen menjadi sebesar Rp18,47 triliun yang dipengaruhi perkembangan kinerja sektor utama perekonomian Kalbar khususnya sub sektor perkebunan sawit dan karet yang belum optimal sehingga mempengaruhi pendapatan masyarakat.
Deposito yang dihimpun juga tumbuh lebih baik dibanding triwulan sebelumnya sebesar 6,48 persen menjadi sebesar Rp8,26 triliun.
Sementara untuk penyaluran kredit oleh bank umum, mengalami pertumbuhan 7,11 persen dibanding periode sebelumnya menjadi sebesar Rp27,59 triliun namun secara tahunan, relatif lebih lambat sebesar 25,87 persen dibandingkan triwulan II 2012 yang tercatat sebesar Rp21,92 triliun.
Kredit untuk tujuan produktif (modal kerja dan investasi) mengalami peningkatan menjadi sebesar 59,97 persen atau secara nominal mencapai Rp16,55 triliun.
Peningkatan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan kredit modal kerja yang pada triwulan sebelumnya mengalami kontraksi menjadi sebesar Rp9,75 triliun atau tumbuh 9,65 persen.
Kredit dengan tujuan konsumsi mencatat pertumbuhan yang juga lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu 5,27 persen menjadi sebesar Rp11,05 triliun.