Pontianak (Antara Kalbar) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat mendorong badan usaha swasta, koperasi, dan swadaya masyarakat dapat berpartisipasi dalam usaha penyediaan listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
"Terutama pembangkit listrik dengan menggunakan bahan bakar dari energi baru dan terbarukan sebagaimana yang telah dilakukan PLN," kata Wakil Gubernur Kalimantan Barat Christiandy Sanjaya saat dihubungi di Pontianak, Jumat.
Salah satu yang tengah dibangun adalah di Tanjung Gundul, Kecamatan Sungai Raya Kepulauan, Kabupaten Bengkayang, dengan kapasitas 2 x 50 MW. Peletakkan batu pertama dilakukan Christiandy Sanjaya pada Kamis (5/9). Pembangkit listrik tersebut menggunakan bahan bakar batu bara.
Ia melanjutkan, energi listrik kini telah menjadi salah satu kebutuhan dasar bagi aktivitas keseharian masyarakat maupun untuk proses produksi dalam industri. Selain itu, listrik juga sangat berperan penting dalam menunjang aktivitas pada sektor lainnya.
"Sub sektor kelistrikan memiliki pengaruh dan keterkaitan luas bagi pengembangan sektor lapangan usaha lainnya. Bahkan, tingkat konsumsi listrik perkapita digunakan sebagai salah satu indikator yang menunjukkan sejauh mana tingkat kesejahteraan masyarakat secara nasional," kata dia.
Ia melanjutkan, hingga kini hampir seluruh kebutuhan energi listrik masyarakat Kalbar dilayani oleh PT PLN (Persero) Wilayah setempat.
Namun, lanjut dia, dengan keterbatasan yang ada, PT PLN masih belum bisa memenuhi kebutuhan energi listrik yang merata bagi seluruh masyarakat yang tersebar di 1.804 desa di Kalbar.
"Terutama daerah yang sangat jauh dan terisolasi, terlebih lagi, hampir seluruh pembangkit listrik di Kalbar, masih menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD).
Penggunaan bahan bakar minyak sebagai sumber energi pembangkit dipengaruhi ketersediaan cadangan yang ada. "Sehingga diperlukan upaya diversifikasi sumber energi sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik tersebut," katanya menegaskan.
Ia mengakui, saat ini konsumsi listrik di Kalbar sebagian besar dikonsumsi oleh sektor rumah tangga sehingga menjadi tantangan bagi PLN untuk memenuhi perkembangan industri baik industri pertambangan, industri perkebunan dan industri lainnya yang diprakirakan mencapai 3.200 MW pada tahun 2020.
"Itu merupakan tantangan yang cukup berat," ujar dia. Ia berharap, PLTU yang menggunakan bahan batu bara itu nantinya diharapkan dapat menambah kapasitas pembangkit serta keandalan sistem yang ada. "Penambahan ini sangat berarti bagi Kalbar," ujar dia.
Proyek PLTU tersebut menurut pihak China Gezhouba Group Company Limited (CGGC) yang bekerja sama dengan PLN untuk membangunnya. Penandatanganan kontrak telah disetujui dan ditandatangani pada 30 April 2011 yang lalu, oleh dua perusahaan yakni PT PLN (Persero) bekerjasama dengan CGGC, PT Praba Indopersada.
Dana pengembangan dengan rincian 15 persen dari dana proyek akan ditutupi oleh pemilik modal dan 85 persennya akan dibiayai dari pinjaman Consessional oleh Expot-Import Bank of China, dengan total durasi pengerjaan selama 33 bulan.
Wagub juga berterima kasih kepada masyarakat serta Pemerintah Kabupaten Bengkayang serta seluruh masyarakat dan semua pihak yang telah membantu sehingga pembangunan proyek PLTU Parit Baru 3 semoga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat imbuhnya.
Hadir dalam kesempatan itu, diantaranya Bupati Bengkayang Suryadman Gidot dan General Manager PT PLN (Persero) Wilayah Kalbar Hot Martua Bakkara.
Pemprov Kalbar Dorong Koperasi Bangun Pembangkit Listrik
Jumat, 6 September 2013 13:32 WIB