Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Yusharto Huntoyungo mengajak masyarakat untuk optimistis menuju Indonesia Emas 2045.
Ia menyampaikan pernyataan tersebut sesuai dengan amanat Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi saat memimpin upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-116 di lingkup Kemendagri dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Jakarta, Senin.
“Seluruh potensi sumber daya alam kita, bonus demografi kita, potensi transformasi digital kita, menjadi modal dasar menuju Indonesia Emas 2045. Mari kita rayakan kebangkitan nasional kedua menuju Indonesia Emas," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan bahwa momen Harkitnas harus menjadi momen untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Ia menjelaskan bahwa realisasi tersebut diperlukan karena Indonesia tidak dapat berjalan lamban seiring dengan waktu yang terus bergerak.
Ia juga menyinggung organisasi Boedi Oetomo yang didirikan oleh sekelompok dokter di Batavia, yang kemudian menjadi motor penggerak gerakan kemerdekaan.
“Lebih dari seabad lalu, organisasi Boedi Oetomo menjadi simbol awal dari perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia," ujarnya.
Ia juga membahas peran Kartini dalam mengawali gagasan kemerdekaan, kebebasan, kesetaraan, dan keadilan sebagai inspirasi penting bagi kaum muda untuk memperjuangkan cita-cita kemerdekaan dan kemajuan.
Oleh sebab itu, dalam menuju Indonesia Emas 2045, ia mengatakan bahwa kemajuan teknologi digital sebagai bagian penting dari strategi nasional untuk menyongsong masa depan.
“Kemajuan teknologi telah menghampiri kehidupan kita sehari-hari, dan menjadi bagian dari peradaban kita hari ini. Inovasi-inovasi teknologi telah mendorong perubahan kehidupan manusia secara revolusioner,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menyebut transformasi dan inovasi teknologi digital diperlukan untuk menuju Indonesia Emas 2045 maupun mencapai target Indonesia sebagai negara berpendapatan tinggi pada 2045. Ia mengatakan bahwa hal tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan bonus demografi.
“Bonus demografi menunjukkan bagaimana 60 persen penduduk Indonesia dalam dua dekade ini menjadi tenaga usia produktif yang siap mengembangkan inovasi-inovasi baru bagi kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi," ujarnya.