Jakarta (Antara Kalbar) - Dua lukisan karya Raden Saleh diserahkan ke Istana Negara oleh Yayasan Arsari Djojohadikusumo setelah dilakukan restorasi bekerja sama dengan Goethe Institute, pusat kebudayaan Jerman.
Penyerahan lukisan berjudul "Penangkapan Diponegoro" dan "Harimau Minum" itu dilakukan oleh Ketua YAD Hasjim Djojohadikusumo kepada Sekretaris Kabinet Dipo Alam di Jakarta, Jumat.
"Kami berterima kasih diberikan kesempatan untuk berperan dalam menyelamatkan hasil karya salah satu seniman besar Indonesia, Raden SAleh dari kerusakan yang lebih parah," kata Hasjim Djojohadikusumo.
Menurut dia, selain merupakan pionir seni lukis modern di Indonesia, Raden Saleh juga sosok yang merintis Kebun Binatang Cikini yang kemudian menjadi Taman Margasatwa Ragunan Jakarta.
Restorasi "Penangkapan Diponegoro" yang dibuat pada 1857 dan "Harimau Minum" pada 1863 tersebut dilakukan oleh restorator lukisan dari Jerman Susanne Erhards selama 50 hari.
Pada kesempatan itu Hasjim Djojohadikusumo juga menyatakan, tidak sedikit kontribusi Raden Saleh terhadap bangsa Indonesia, sehingga pemerintah perlu mempertimbangkan pengangkatan maestro lukis tersebut sebagai pahlawan nasional.
"Sebagai bentuk apresiasi dan rasa hormat mempertimbangkan pengajuan Raden Saleh menjadi pahlawan nasional," katanya.
Sementara itu Sekretaris Kabinet Dipo Alam menyatakan anggaran restorasi karya-karya seni yang menjadi koleksi Istana Negara sangat terbatas sehingga pihaknya menyambut positif ketika ada pihak luar yang bersedia melakukannya.
Dia mengharapkan, karya-karya lukisan yang tidak ternilai harganya tersebut benar-benar dirawat dan dijaga agar tidak sampai hilang seperti halnya koleksi Museum Nasional beberapa waktu lalu.
Dipo mengungkapkan, sebanyak 27 lukisan koleksi Istana Negara pernah dikopi seseorang tak lama kemudian karya aslinya hilang, dan hingga kini hanya 23 yang kembali ke Istana.
Kepala Biro Pengelolaan Istana-Sekretariat Presiden Wahyuni Saptantinah mengatakan, saat ini ada enam lukisan karya Raden Saleh tersebar di Istana Negara yakni di Jakarta, Bogor, Yogyakarta dan Tampaksiring Bali.
Pada kesempatan tersebut, dia menyatakan, koleksi benda-benda seni milik Istana Negara baik lukisan maupun patung banyak yang berada dalam kondisi merana, karena anggaran perawatannya terbatas.
"Oleh karena itu kami mengusulkan agar dibentuk dewan kurator sehingga lukisan-lukisan tersebut dapat dimonitor," katanya.