Seoul (Antara Kalbar/Reuters) - Jang Chang-yoon dalam keadaan mabuk pada suatu malam yang gerimis, menghadapi masalah utang terkait dengan perceraiannya.
Dalam keputusasaan, pramusaji Korea Selatan itu membeli sebotol obat pembasmi hama untuk mengakhiri penderitaannya. Pada menit-menit terakhir ia berubah pikiran ketika anak gadisnya yang belia merengek "ayah jangan mati".
Tidak seperti Jang, banyak orang yang tidak kembali dari jurang kematiannya di Korea Selatan, negara dengan tingkat bunuh diri tertinggi di antara negara maju di dunia.
Kebanyakan mereka menenggak pestisida sebagai jalan ke luar dari kekalutan hidup.
Namun, satu dasa warsa sejak Jang selamat dari kematian, suatu larangan peredaran pestisida mematikan terbukti menekan angka bunuh diri hingga 11 persen pada tahun lalu, penurunan pertama sejak enam tahun.
Pemerintah memperketat produksi satu obat semprot tanaman yang banyak dikaitkan dengan tindakan bunuh diri pada 2011, dan melarang penjualan serta penyimpanannya sejak tahun lalu.
"Jumlah kasus bunuh diri dengan racun ... turun hingga 477, yang tercatat 27 persen dari penurunan menyeluruh atas kasus bunuh diri," ujar Lee Jae-won, petugas statistik Korea, pekan lalu setelah pemerintah mengumumkan angkanya.
Pestisida adalah cara bunuh diri yang dipilih hampir seperempat orang Korsel yang bunuh diri antara 2006 dan 2010, menurut laporan pemerintah pada parlemen.
Dalam persaingan yang ketat di negara ekonomi keempat terbesar di Asia itu, para ahli mengatakan bahwa orang-orang yang tersudut sendirian dalam menghadapi tekanan untuk mendapat nilai bagus di sekolah atau atas beban keuangan, sangat sedikit mendapat bantuan jaring pengaman.
Meskipun angkanya membaik, tahun lalu tercatat 14.000 warga Korsel yang bunuh diri.
Kaum lanjut usia yang tinggal sendiri di daerah pinggiran tergolong dalam kelompok rentan.
Sejak 1950, generasi tua memendam perasaan ketika Korsel menjadi semakin produktif dan kompetitif, suatu dampak dari industrialisasi pesat yang mengubah negara yang porak-poranda akibat perang menjadi negara terkaya di dunia.
Kim Hyun-Chung, psikiatris pada Asosiasi Pencegahan Bunuh diri Korea melihat bahwa stigma sosial merupakan penyebab terbesar tingginya tingkat bunuh diri.
(M. Dian A)
Larangan Pestisida Turunkan Bunuh Diri di Korsel
Senin, 30 September 2013 22:52 WIB