Jakarta (Antara Kalbar) - Sebanyak 123 Kampung Siaga Bencana (KSB) sudah terbentuk dan tersebar di 33 provinsi dalam periode 2010 sampai 2012.
"Pembentukan KSB ini merupakan bentuk kesiapsiagaan penanganan bencana yang berbasis masyarakat," kata Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri di Jakarta, Senin.
Pendekatan community disaster management atau penanganan dan pengelolaan bencana berbasis masyarakat menjadi unsur penting dalam penanganan bencana alam.
Penanganan bencana berbasis masyarakat menjadikan setiap warga terdidik dan terlatih dan mengkolaborasikan kearifan lokal dengan manajemen modern yang bertumpu pada kecepatan berpikir serta ketepataan bertindak.
Kesiapsiagaan penting dilakukan mengingat Indonesia terletak di wilayah cincin api (ring of fire) sehingga rawan terhadap bencana alam.
Selain kesiapsiagaan masyarakat, pemerintah juga memperkuat relawan seperti Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk bergerak cepat menangani masa tanggap darurat bencana di daerah.
Hingga kini, jumlah Tagana sebanyak 29.259 orang tersebar di 33 provinsi seluruh Indonesia bahkan sampai ke kabupaten.
Masa tanggap darurat sebagai tindakan pertama ketika bencana terjadi, dilanjutkan dengan tahap rekonstruksi dan recovery. Dimana korban bencana mendapatkan perlindungan sosial secara utuh.
Kemensos telah mempersiapkan berbagai sarana dan prasarana terkait dengan penanganan bencana, seperti mobil, tenda, buffer stock, family kit, childrenbkit yang tersebar di provinsi, kabupaten/kota, jelas Mensos.
123 Kampung Siaga Bencana Terbentuk di 33 Provinsi
Senin, 14 Oktober 2013 21:28 WIB
![123 Kampung Siaga Bencana Terbentuk di 33 Provinsi](https://cdn.antaranews.com/cache/1200x800/2012/05/20120522mensos.jpg)
Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri (FOTO ANTARA/Jessica Wuysang)