Pontianak (Antara Kalbar) - Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Raja Sapta Oktohari mengatakan, pengusaha Indonesia harus menguasai pasar nasional untuk mencegah membanjirnya produk dari luar.
"Karena Indonesia merupakan pasar terbesar dan dominan di kawasan ASEAN. Dan ini akan menjadikan Indonesia sebagai sasaran bagi potensial bagi negara-negara lain," kata Okto di sela Pertemuan FMI ke-5 yang digelar di Pontianak, Rabu.
Namun, Indonesia juga harus waspada karena tidak lagi menjadi yang paling menarik investasi di kawasan ASEAN. "Filipina, mempunyai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, mencapai 7,1 persen," kata Raja Sapta Oktohari.
Ia menjelaskan sejumlah keunggulan dari Filipina diantaranya kemampuan bahasa asing bagi angkatan kerja, manajemen sumber daya alam yang unggul, serta pendidikan pelatihan sumber daya manusia yang baik.
Sedangkan kemampuan angkatan kerja Indonesia, terutama dari segi bahasa asing, masih sangat kurang.
"Bandingkan jumlah angkatan kerja Indonesia yang mencapai 117 juta jiwa. Masih lebih banyak dari penduduk Filipina yang jumlahnya sekitar 98 juta jiwa," ungkap Raja Sapta Oktohari.
Ia juga menilai kepedulian masyarakat Indonesia terhadap Masyarakat Ekonomi ASEAN masih rendah. "Orang Indonesia lebih tahu tahun 2014 adalah tahun politik, tahun diselenggarakannya pemilu. Sementara di berbagai negara ASEAN, mereka sudah mempersiapkan untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN lebih dini," katanya menegaskan.
Ia sendiri tidak mempunyai jawaban apakah Indonesia siap atau tidak menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN yang sudah semakin dekat pelaksanaannya itu.