Pontianak (Antara Kalbar) - Komisi Pemilihan Umum Provinsi Kalimantan Barat, didesak memanggil tim seleksi empat kabupaten/kota, terkait tuntutan mahasiswa Kalbar untuk membatalkan rekrutmen anggota komisioner KPU karena diduga banyak kejanggalan.
"Kalau KPU Provinsi Kalbar punya itikat baik dan ingin transparan, silakan buka saja hasil tes rekrutmen komisioner KPU empat kabupaten/kota, dan kenapa mereka takut," kata Anggota KPU Kota Pontianak Agung YB di Pontianak, Rabu.
Ia menjelaskan, harusnya KPU Provinsi Kalbar buka saja hasil tes rekrutmen komisioner KPU lima kabupaten/kota itu agar transparan dan tidak menjadi permasalahan.
"Saat ini kami memang sedang mencari bukti apakah empat anggota KPU Kota Pontianak yang mengikuti seleksi anggota KPU periode 2013-2018 itu memang nilainya anjlok. Karena kami yakin nilainya tinggi, karena materi tes juga standar dan tidak terlalu susah," ungkap Agung.
Pada tahapan tes tertulis, ada empat anggota KPU Kota Pontianak yang mengikuti seleksi KPU periode 2013-2018, yakni Joni Rudwin, Sujadi, Agung YB, dan Erwin, sementara dari empat orang itu, hanya dua yang lolos tahapan berikutnya, yakni Agung YB dan Sujadi.
Kemudian, pada tahap berikutnya, hanya Sujadi yang dinyatakan lolos atau masuk sepuluh besar oleh tim seleksi, sementara Agung YB tidak masuk.
Sebelumnya, Jumat (22/11) puluhan mahasiswa Kalbar melakukan unjuk rasa menuntut pembatalan rekrutmen anggota komisioner KPU sejumlah daerah seperti Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya.
Humas Aksi Gerakan Mahasiswa Untuk Demokrasi Kalbar, Hariansyah menyatakan, pembentukan timsel (tim seleksi) KPU empat kabupaten/kota di Kalbar sangat banyak kejanggalan, karena diduga yang lolos seleksi adalah orang-orang terdekat dari tim seleksi KPU tersebut.
"Dari awal sudah ada indikasi tidak benar dalam seleksi tim sel, yakni banyak akademisi dan tokoh masyarakat serta profesional yang tidak lolos menjadi tim sel, malah yang lolos timsel diduga orang-orang yang diketahui punya hubungan relasi serta kedekatan emosional dengan anggota KPU Kalbar," ungkapnya.
Sehingga tim sel tersebut banyak dari kalangan yang tidak punya kemampuan tentang kepemiluan, bahkan ada anggota timsel sendiri yang bekerja sebagai kontraktor, guru mengaji, guru Mts, mantan calon anggota legislatif tahun 2009, kata Hariansyah.
"Sehingga hasil 10 besar nama-nama calon anggota KPU empat kabupaten/kota di Kalbar syarat titipan dari tim sel dan anggota KPU Kalbar, termasuk tidak transparan tentang hasil tes tahapan demi tahapan serta skor nilai seluruh peserta yang mendaftar calon anggota KPU seperti di Kubu Raya dan Kota Pontianak," ujarnya.