Bogor (Antara Kalbar) - Kalangan Institut Pertanian Bogor menyatakan lembaga penelitan dan pengembangan (litbang) bisa mewujudkan visi Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), yakni meningkatkan pendapatan masyarakat.
"Lembaga Litbang yang dipersiapkan menjadi Pusat Unggulan Iptek akan terus bertambah jumlahnya sampai tercapai batas minimum (critical mass), sehingga dapat berkontribusi secara signifikan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi di tiap koridor ekonomi," kata Kepala Divisi Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Budi Daya Biofarmaka, Pusat Studi Biofarmaka, IPB, Drs Edy Djauhari Purwakusumah MSi, di Bogor, Minggu.
Selain itu, katanya, juga bersifat inklusif, berkelanjutan, meningkatkan konektivitas atau infrastruktur antar-koridor ekonomi dan meningkatkan daya saing ekonomi nasional.
Ia mengemukakan hal itu terkait penetapan Pusat Studi Biofarmaka (PSB) IPB sebagai Pusat Unggulan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) tahun 2013 oleh Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek).
Selain PSB, penghargaan serupa juga diterima Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB.
Menurut Edy, dengan meningkatkan pendapatan masyarakat dan mewujudkan visi MP3EI, maka harapan menjadi 12 negara besar dunia pada tahun 2025, dan tujuh negara besar dunia pada tahun 2045 dapat terwujud.
Ia menjelaskan Pusat Unggulan Iptek merupakan program yang digagas Kemenristek agar "bottle neck" atau kesenjangan antara kajian di tingkat akademisi dengan implementasi di masyarakat yang selama ini terjadi dapat dikurangi, sehingga masyarakat lebih bisa merasakan manfaat Iptek.
Program itu dimulai sejak 2011 melalui seleksi ketat, karena ribuan pusat penelitian, baik di bawah departemen maupun di lingkungan universitas, diseleksi berdasarkan kriteria kemampuan akademis, implementasi karya inovasi, dan kekuatan pengembangan jejaring kerja sama.
Menurut dia, lembaga Litbang yang dikembangkan menjadi Pusat Unggulan Iptek dipilih berdasarkan empat kriteria, yaitu, kemampuan lembaga untuk menyerap informasi/teknologi dari luar (sourcing/absorptive capacity), dan kemampuan lembaga untuk mengembangkan kegiatan berbasis riset (research and development capacity).
Selain itu, kemampuan lembaga untuk mendiseminasikan hasil-hasil riset (disseminating capacity), serta kemampuan lembaga untuk mengembangkan kegiatan berbasis potensi sumberdaya lokal (local resources development capacity).
Ia mengatakan PSB IPB dengan rekam jejak yang dimiliki dipandang memiliki konsistensi dalam menjawab suatu permasalahan, mulai dari hulu sampai hilir.
Selama ini, katanya, riset-riset yang dilakukan PSB IPB dilakukan dengan pendekatan multidisiplin ilmu, mulai dari ranah penelitian/kajian sampai pada implementasinya baik secara komersial ataupun sosial di masyarakat.
"Karena itu, PSB IPB terus berkomitmen menjadi pusat unggulan riset dan inovasi teknologi bidang biofarmaka di tingkat nasional dan internasional," katanya.
Anugerah kepada PSB IPB dan PKHT-LPPM IPB sebagai Pusat Unggulan Iptek diserahkan langsung Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa dan Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta di Auditorium Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Serpong, Tangerang Selatan, Banten.
(E.M. Yacub)
IPB: Litbang Bisa Wujudkan Visi MP3EI
Minggu, 5 Januari 2014 19:08 WIB