Pontianak (Antara Kalbar) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat sejak tiga tahun terakhir memeriksa kelelawar untuk mewaspadai kemungkinan penularan penyakit menular melalui hewan yang dapat menyebabkan kematian bagi manusia.
"Kita memeriksa beberapa bagian tubuh dari kelelawar termasuk air seninya," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalbar Abdul Manaf Mustafa di Pontianak, Jumat.
Menurut Abdul Manaf, saat ini yang cukup mendapat perhatian dunia yakni penularan virus Ebola.
Meski kini Ebola tengah mewabah di wilayah Afrika, namun ia tetap mewaspadai kemungkinan penularan. "Salah satu pembawa virus tersebut adalah kelelawar," katanya menegaskan.
Ebola adalah salah satu penyakit virus paling menular, dan mengakibatkan gejala termasuk demam tinggi, muntah-muntah, diare dan perdarahan.
Wabah Ebola di Uganda tahun 2012 menewaskan sedikitnya 16 orang.
Menurut WHO, Ebola adalah salah satu penyakit yang diketahui paling mematikan.
Penyakit itu menular melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau jaringan orang yang tertular. WHO mengatakan penyakit itu juga bisa ditularkan melalui kontak dengan hewan yang tertular, sakit atau mati.
Selain Ebola, kelelawar juga dikhawatirkan menjadi pembawa virus Nipah dan rabies.
Di Malaysia, pada tahun 1999 terjadi wabah virus Nipah yang menghancurkan industri ternak babi di negara jiran tersebut.
Sementara untuk kasus rabies, di Amerika Serikat pernah ditemukan kalau kelelawar merupakan salah satu penyebabnya.
(T011/H-KWR)