Pontianak (Antara) - Emerald Picture akan menggarap film berjudul "Sumpit" yang mengisahkan berabad-abad keharmonisan kehidupan antarsuku bangsa, khususnya Dayak, Melayu, dan Tionghoa di Kalimantan Barat.
"Produksi film `Sumpit` kini dalam tahap menjaring calon pemain lokal. Film dengan cita rasa Kalimantan ini akan mencari bibit asli orang daerah yang memiliki potensi," kata penulis naskah "Sumpit", Yulius di Pontianak, Kamis.
Yulius menjelaskan film tersebut berawal dari perjalanan Muhammad ke Kalbar yang menumbuhkan kekagumannya terhadap daerah ini.
Berinteraksi langsung dengan alam, budaya dan tokoh, membuat Yulius ingin mengangkat Kalbar ke sebuah film berjudul "Sumpit".
"Seringkali perasaan tumbuh dari perjalanan jauh, berinteraksi langsung sehingga mendapat sebuah inspirasi. Saya kagum dengan Kalbar, mikrokosmos Indonesia ada di sini, semangat nasionalisme, kebersamaan, membalut sebuah jalinan cerita bahwa tiga suku besar disatukan dengan semangat nasionalisme, bahkan sebelum negara ini bernama Indonesia," ungkap Yulius.
Menurut dia banyak bangsa yang datang ke sini, berusaha memecah, namun tidak pernah berhasil karena pondasi kebersamaan yang sangat tinggi.
Film "Sumpit" berbicara tentang kebersamaan tiga suku yaitu, Melayu, Dayak, dan Tinghoa, yang menjadi "triger"-nya adalah sumpit, kata Yulius.
Sumpit dulunya menjadi senjata, namun seiring perkembangan zaman, sumpit menjadi budaya dan akan diusulkan menjadi sebuah olah raga yang dipertandingkan secara luas.
Kebudayaan sumpit, ujarnya, negara serumpun seperti Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam, sumpit sudah dipertandingkan di ajang internasional.
"Sumpit itu unik, bayangkan jika dipertandingkan secara internasional, para peserta akan memakai baju dari daerahnya masing-masing, bukan tidak mungkin suatu saat sumpit akan menjadi salah satu cabang olah raga di Olimpiade. Di Amerika, Brazil, Korea dan Jepang, sumpit sudah sangat populer," kata sang penulis itu.
Menurut dia, saat ini tahap pembuatan film sudah mulai dilakukan. Riset yang memakan waktu tahunan, siap diproses untuk menjadi sebuah karya besar. Saat ini, film Sumpit tengah mengadakan "casting" untuk mencari bibit lokal.
Gelombang pertama sudah dilakukan di Pontianak dan Singkawang tanggal 25 hingga 27 Mei kemarin, gelombang kedua "casting" akan dilaksanakan Sabtu, 31 Mei 2014 di Gedung PLKH Fakultas Hukum Untan, pukul 09.00 WIB.
Sementara itu, Casting Director Film Sumpit, Badrian Noviansyah menyatakan "casting" awal telah dilaksanakan, untuk tahap pertama sudah dilaksanakan di dua kota. Kami akan terus mencari sampai mendapatkan pemeran utama yang cocok yang sesuai karakter.
"Film ini juga didukung para bintang film papan atas Indonesia yang telah berkarir di dunia Internasional," katanya.
Menurut dia pihaknya ingin membuat film Kalimantan dengan rasa Kalimantan sehingga akan mengangkat keunikan Kalbar.
Hal senada juga dikatakan oleh Sapto Wibowo selalku "Casting Director" yang juga ikut memilih pemain. Ia beranggapan banyak bakat yang dimiliki anak muda Kalbar sehingga seleksi pemeran utama akan berjalan panjang.
"Untuk mendapatkan pemeran yang tepat, kami menggelar proses panjang. Selain `casting`, kami juga mengadakan lokakarya untuk memilih pemain, dari beberapa yang ikut `casting` sudah terlihat baik, emosinya sudah didapatkan, namun kami masih ingin mencari potensi yang lain, karena akan mencocokkannya dengan karakter yang lain," ujar Sapto Wibowo.
Kebudayaan 'Sumpit' di Kalbar Difilmkan
Kamis, 29 Mei 2014 16:12 WIB