Pontianak (ANTARA) - Lomba sumpit dan pangkak gasing menjadi bagian dari delapan lomba yang memeriahkan perhelatan Pekan Gawai Dayak IX Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat yang berlangsung mulai 29 - 31 Juli 2022.
"Ada delapan perlombaan dalam Pekan Gawai Dayak IX ini yaitu lomba menyumpit, lomba melukis perisai, lomba pencak silat, lomba bujang dara, lomba fashion show anak-anak, lomba pangkak gasing, lomba sape dan lomba masakan tradisional Dayak," ujar Ketua Panitia Pekan Gawai Dayak IX Kabupaten Sintang, Selimin saat dihubungi di Sintang, Sabtu.
Baca juga: Pekan Gawai Dayak IX Sintang wujud nyata untuk memajukan budaya nasional
Baca juga: Sekda Sintang buka Pekan Gawai Dayak Ke IX Kabupaten Sintang
Baca juga: Beragam perlombaan ditampilkan saat Pekan Gawai Dayak Sintang 2022
Terkait lomba sumpit, sebanyak 19 peserta berpartisipasi. Niko asal Dewan Ada Dayak (DAD) Sungai Tebelian berhasil juara pertama dengan meraih poin 230, juara kedua Jean Fernando asal Persatuan Sumpit Sintang meraih juara kedua dengan poin 215 dan Alvian Tinus asal DAD Sungai Tebelian meraih juara ketiga dengan poin 185.
Paskalia Tri Kurniati Panitia Lomba Menyumpit menjelaskan bahwa selama pendaftaran dibuka selama satu minggu ada 20 peserta yang mendaftar dan satu diantaranya adalah peserta putri.
Baca juga: Bupati Kapuas Hulu membuka pemilihan Bujang Dara Dayak Kalbar
Baca juga: Pekan Gawai Dayak Kalbar ke-36 kenalkan produk serta bantu UMKM
Baca juga: Lasarus jelaskan empat karakteristik dayak dalam seminar PGD XXXVI
“Namun, di hari pelaksanaan hari ini, yang putri tidak datang. Aturan dalam mengikuti lomba menyumpit adalah pria atau wanita perorangan yang mewakili DAD, sanggar, organisasi, kampus/sekolah. Jarak tembak’ putra 30 meter dan untuk putri 20 meter. Peralatan sumpit dan damak dibawa sendiri oleh peserta, panjang batang sumpit bebas serta wajib menjunjung tinggi sportifitas” beber Paskalia Tri Kurniati
Sementara untuk, pelaksanaan lomba pangkak gasing sempat terhambat karena halaman Betang Jerora Satu basah dan becek sehingga tidak memungkinkan untuk dijadikan lokasi lomba pangkak gasing.
Baca juga: Gawai Dayak Kalbar XXXVI gali budaya lokal hadirkan lomba tumbuk padi
Baca juga: Dari seminar PGD XXXVI ada empat karakteristik dayak
Baca juga: Karolin minta peserta Gawai Dayak hargai Ramadhan
Laurensius Anong Koordinator Lomba Pangkak Gasing menuturkan sempat bingung menentukan lokasi lomba pangkak gasing karena hujan yang mengguyur Sintang membuat halaman Betang Jerora Satu becek.
“Padahal syarat lokasi lomba pangkak gasing ini, tanah harus keras sehingga lomba bisa maksimal. Akhirnya kita laksanakan lombanya di atas tanah yang sudah di cor saja. Peserta lomba pangkak gasing ini ada 14 orang, hanya satu kategori saja. Jadi pelajar dan dewasa sama-sama bersaing. Sehingga terjadi perlawanan antara pelajar dan orang tua” terang Laurensius Anong.
Baca juga: Upacara Ngampar Bide sambut Pekan Gawai Dayak XXXVI Kalbar
Baca juga: Masyarakat adat Dayak di Landak tiadakan gawai padi karena COVID-19
Baca juga: Lomba sumpit, meriahkan Gawai Dayak di Sintang
Baca juga: DAD Sintang gelar lomba lagu Dayak
Baca juga: Cornelis : Pekan Gawai Dayak Aset Budaya Nasional