Sanggau (Antara Kalbar) - Sedikitnya 1.500 rumah di wilayah pesisir bagian hilir aliran Sungai Kapuas, Kecamatan Kapuas, Sanggau, belum mendapat pasokan listrik dari PLN setempat.
Menurut Raja Sanggau, Pangeran Ratu Surya Negara Drs H Gusti Arman M Si, ia mengaku kerap kali mendapatkan "curhat" dari tokoh masyarakat warga yang berdomisili di wilayah itu.
"Saya sering mendapatkan curhat dari para tokoh masyarakat dan tokoh agama warga yang berada di pesisir Sungai Kapuas ini. Mereka mengaku sangat merindukan listrik, yang belum pernah dinikmati sejak dahulu dan malahan sejak Indonesia merdeka," ungkap Raja Sanggau usai menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Dusun Jeranai, Desa Lintang Kapuas.
Sementara, kata pria yang akrab disapa Pak Teh ini, listrik ini sudah menjadi kebutuhan yang mendesak bagi masyarakat di Dusun Jeranai, Sengkuang, Sungai Muntik dan Kayu Tunu tersebut.
"Harusnya warga di berbagai wilayah itu sudah mendapatkan pasokan listrik. Warga setempat mengaku mengusulkan hingga beberapa kali ke Pemkab Sanggau dan ke PLN Sanggau, namun hingga sekarang belum ada realisasi," jelasnya.
Dari beberapa dusun itu, yang terjauh hanya berjarak dua kilometer dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang berada di Sungai Batu. Selebihnya hanya berjarak sekitar satu kilometer satu dusun ke dusun lainnya.
"Dengan jarak yang tidak demikian jauh, tidak pantas lagi disebut sebagai daerah tertinggal. Namun hingga kini kenyataan itu masih saja terjadi karena ketiadaan jaringan listrik," papar dia.
Warga setempat, kata Raja Sanggau, jelas ingin hidup seperti daerah lain, memasak nasi dan makanan lainnya hanya dengan tinggal menghubungkannya ke listrik. "Begitu juga malam hari, tanpa menyalakan generator set (genset) sendiri dan harus bersusah payah mencari solar," ujar dia.
Raja Sanggau mencontohkan, pada suasana perayaan hari besar keagamaan, seperti Maulid Nabi Muhammad masyarakat susah karena tidak ada listrik. Maka terpaksa mereka menggunakan genset. Namun biaya yang harus dikeluarkan untuk bahan bakar minyak genset cukup besar.
Hanya sebagian kecil warga di kampung-kampung itu yang memakai genset untuk rumah mereka, namun jika dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli bahan bakar minyak tidak seimbang dengan penghasilan yang diterima setiap harinya.
"Selain belum adanya jaringan listrik, akses jalan untuk menuju beberapa wilayah itu, masih buruk. Warga setempat ketinggalan sekali ketika kemajuan teknologi informasi sudah dinikmati warga lainnya," katanya.
Siswa juga kesulitan belajar pada malam hari. Bahkan keinginan untuk mengerjakan segala pekerjaan rumah tangga dengan lebih mudah dengan memanfaatkan tenaga listrik belum bisa terwujud hingga saat ini, karena tidaknya pasokan listrik.
Ribuan Rumah di Pesisir Kapuas Sanggau Belum Berlistrik
Minggu, 18 Januari 2015 23:28 WIB