Denpasar (Antara Kalbar) - Aneka barang nonmigas yang banyak masuk
pasaran Australia selain barang kerajinan berbagai jenis perhiasan,
patung berbahan baku batu padas juga hasil industri kecil, seperti
pakaian jadi (garmen), perabotan rumah tangga, buah-buahan, dan hasil
perikanan laut.
"Banyaknya jenis matadagangan nonmigas
memasuki pasar Australia, tentu terpengaruh dari banyaknya turis asing
asal negeri kangguru itu ke Bali," kata seorang eksportir aneka
kerajinan Bali, Ni Nyoman Kusuma di Gianyar Minggu.
Badan
Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat, perolehan devisa dari
aneka kerajinan dan nonmigas dari Australia sebesar 36,3 juta dolar AS
selama Januari-November 2015, jumlah itu dinilai masih cukup
menggembirakan jika dilihat dari kondisi ekonomi global.
Nyoman Kusuma mengatakan, dunia pariwisata Bali berpengaruh terhadap
peningkatan perdagangan luar negeri, terutama aneka barang kerajinan
bernilai seni buatan masyarakat ke Negeri Kanguru sesuai pertumbuhan
kunjungan turis negeri itu ke Bali.
"Pelancong mancanegara
termasuk asal Australia selama berada di Bali, dapat dipastikan membeli
cinderamata, baik untuk dipakai sendiri maupun untuk rekan-rekannya
setelah tiba di negerinya, tetapi ada pula pengusaha yang memesan
barang" kata dia.
Sesuai laporan Dinas Pariwisata Bali,
turis Australia yang menikmati panorama alam dan keunikan seni budaya
Bali sebanyak 965.330 orang selama 2015 atau menempati peringkat pertama
dalam jumlah kunjungannya ke Pulau Dewata.
Arus kunjungan
turis asing asal Australia ke Bali tersebut memiliki peranan 24,12
persen dari seluruh kedatangan masyarakat internasional yang mengaku
berlibur ke Pulau Dewata sebayak 4.001.654 orang dan jumlah itu sesuai
target 2015.
Turis asing yang melakukan perjalanan wisata ke
Bali, 90 persen mengaku berlibur dan lima persen lainnya adalah
pebisnis, yang kemungkinan besar melakukan transaksi terhadap perhiasan
perak, aneka kerajinan, pakaian jadi dan sebagainya.
Australia dalam membeli aneka barang kerajinan dan nonmogas Bali selama
ini menempati peringkat ketiga setelah Amerika Serikat seharga 102,8
juta dolar menyusul pengusaha asal Singapura seharga 37,5 juta dolar.
Perhiasan dan Gramen Bali Masuk Australia
Minggu, 24 Januari 2016 9:56 WIB